- Suara Demokrasi Pemilihan Ketua Osis SMP IT Mamba`ul Ulum
- Pemilihan Ketua OSIM Siswa MA. Mamba`ul Ulum
- Kejuaraan Pencak Silat Bupati Cup Kabupaten Mojokerto
- Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Lanjut Tingkat Provisni Jawa Timu
- Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Kabupaten Mojokerto
- Workshop Penyusunan Bahan Ajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
- Pelantikan Calon Penggalang Ramu SMP IT Mamba`ul Ulum Mojosari Mojokerto
- Jangan asal enak,Harus sehat juga!
- KEGIATAN BARU di MA MAMBA`UL ULUM
- KEGIATAN PEMBAGIAN MAKANAN BERGIZI
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Materi Shalat Jamak dan Qasar
Dengan Pendekatan Problem Based Di Kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto
YAYASAN “ MAMBA’UL ULUM “
AWANG
– AWANG MOJOSARI MOJOKERTO
Baca Lainnya :
- Alumni Mambaul Ulum Mojokerto Gelar Expo Campus 2022, 15 Kampus ini Turut Berpartisipasi Konten i0
- Biaya Pendaftaran Siswa/santri Mambaul Ulum0
- SESAJAK KERINDUAN0
- 100 Tahun0
- Pancaran Cahaya dalam Keheningan0
JAWA TIMUR
Badan Hukum : Akte Notaris No.46
Tanggal : 27 Oktober 2014
Jl. Raya Mojosari Pacet No. 70
Awang-Awang Mojosari Mojokerto Kode Pos
: 61382 Telp ( 0321 ) 6850964 |
SURAT
KETERANGAN
Nomor :
84/PYMU/SK/III/2021
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Drs.
H. Abdul Rosyid Manshur
Tempat/
Tanggal Lahir : Mojokerto, 8
September 1960
Jabatan : Ketua
Yayasan
Tempat
Tugas : Yayasan
Mambau’ul Ulum
Alamat
Lembaga : Ds.
Awang-awang Kec. Mojosari Kab. Mojokerto
Dengan ini menerangkan bahwa guru di bawah ini :
Nama :
Ahmad Muhammad, S.Pd.I
NIP. :
-
Tempat Tgl Lahir :
Gresik, 23 Maret 1982
Jabatan :
Kepala Sekolah
Unit Kerja :
SMPIT Mamba’ul Ulum
Mengajar Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam [PAI]
Alamat :
Lingk. Kebohan Kel. Gununggedangan
Kec.
Magersari Kota Mojokerto
Telah membuat karya penelitian
berupa Laporan Penelitian Tindakan Kelas [PTK] dengan Judul “ Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Pada Materi Shalat Jamak dan Qasar Dengan Pendekatan Problem Based Learning Di
Kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto” yang telah dibuat pada tanggal 13 Maret
2021
Demikian surat keterangan ini saya buat dengan
sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Drs. H.
Abdul Rosyid Manshur
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)
MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI SHALAT JAMAK DAN QASAR DENGAN PENDEKATAN PROBLEM
BASED LEARNING DI KELAS VII SMPIT MAMBA’UL ULUM MOJOKERTO
Oleh:
AHMAD
MUHAMMAD, S.Pd.I
SMPIT
MAMBAUL ULUM
AWANG-AWANG
MOJOSARI MOJOKERTO
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul :
MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI SHALAT JAMAK DAN QASAR DENGAN PENDEKATAN PROBLEM
BASED LEARNING DI KELAS VII SMPIT MAMBA’UL ULUM MOJOKERTO
Telah Disetujuhi dan Disahkan
Drs. H. Abd. Rosyid Manshur Ahmad Muhammad, S.Pd.I
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswah kita
Rasulullah ﷺ,
sahabat, keluarga dan orang-orang yang senantiasa
istiqamah dalam menjalankan risalah-risalah beliau.
Penelitian Tindakan Kelas ini tidak mungkin selesai
tanpa adanya dukungan
dan bantuan dari semua pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Drs. KH. Abd. Rosyid manshur, selaku Ketua Yayasan Mamba’ul Ulum
Mojosari Mojokerto yang telah memberikan fasilitas serta dukungan
secara moral maupun materiil untuk menyelesaikan PTK ini kemudian
mengesahkannya.
2.
Rekan-rekan Guru PAI yang saling mendukung dan membantu dalam kelancaran
penyelesaian PTK.
3.
Peserta didik kelas VII SMPIT Mambaul Ulum Mojokerto yang berperan aktif
sebagai sumber data penelitian.
4.
Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, semoga
Allah ﷻ
membalas dengan
sebaik-baik balasan.
Penulis menyadari bahwa penelitan ini jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi peningkatan kualitas
PTK ini dan
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya. Aamiin
Yaa Robbal’alamiin.
Mojokerto,
13 Maret 2021
Penulis
Ahmad Muhammad
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tindakan yang Dipilih 2
D. Tujuan Penelitian 2
E. Lingkup Penelitian 3
F. Manfaat/Signifikansi Penelitian 3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Minat Belajar 5
B. Shalat Jamak dan Qasar 8
C. Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) 11
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian 20
B.
Setting Penelitian dan Karakteristik
Subyek Penelitian 20
C. Variabel yang Diselidiki 21
D. Rencana Tindakan 22
E. Data dan Cara Pengumpulannya 24
F. Indikator Kinerja 30
G. Tim Peneliti dan Tugasnya 30
BAB IV
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Lokasi Penelitian 31
B. Sebelum Penelitian [Pra Siklus] 31
C. Penelitian Data Siklus I 33
D. Penelitian Data Siklus II 39
E. Penelitian Data Siklus III 46
F. Pembahasan 52
BAB V
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Kesimpulan 55
B. Saran 55
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Minat belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam kelancaran proses belajar
mengajar. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran
dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun
sebaliknya minat belajar siswa yang rendah maka kualitas pembelajaran akan
menurun dan akan berpengaruh pada hasil belajar. Menurut Slameto menerangkan
minat adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat merupakan
sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.[1] Minat
adalah ketertarikan atau kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau
terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal
tersebut.
Minat belajar mengikuti pembelajaran siswa SMPIT
Mambaul Ulum Mojokerto kelas VII sangat kurang. Masalah yang sangat crusial
adalah kebanyakan siswa yang sering berbicara sendiri dalam proses belajar
mengajar yang sangat mengganggu keberlangsungan proses belajar mengajar, karena
dapat mengganggu siswa yang lain yang ingin memperhatikan serta bagi siswa yang
berbicara sendiri akan tidak dapat menyerap materi lebih baik.
Minat belajar mengikuti pembelajaran yang
kurang disebabkan siswa bosan dengan keadaan KBM serta kurang adanya aturan
yang tegas dalam mengatur aktivitas siswa. Selain itu dari pengamatan penulis,
Guru yang hanya menggunakan metode ceramah mengakibatkan minat belajar siswa
yang rendah.
Untuk itu diperlukan adanya strategi
pembelajaran baru guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang dipilih adalah Strategi Problem Based Learning merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang
menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci
suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan terlibat aktif siswa dalam proses belajar
dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal.
Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode
atau strategi dalam
proses pembelajaran,dalam hal
ini
penulis merumuskan
judul : Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Pada Materi Shalat Jamak Dan Qasar Dengan Pendekatan Problem Based Learning Di Kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto.
B. Rumusan Masalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ti dakan kelas sebagai berikut :
1.
Bagaimana
proses penerapan pendekatan Problem Based Learning dalam meningkatkan minat belajar siswa pada meteri
Shalat jamak dan qasar di Kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto ?
2.
Bagaimana respon siswa terhadap penerapan
pendekatan Problem Based Learning dalam meningkatkan minat belajar siswa pada meteri Shalat jamak dan qasar di Kelas VII
SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto ?
3. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa dalam
menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada materi Shalat Jamak dan
Qasar di Kelas VII SMPIT Mambaul Uum Mojokerto ?
C. Tindakan yang Dipilih
Adapun
Tindakan yang dipilih penelitian ini dalam Masalah tentang meningkatkan
minat belajar siswa pada meteri Shalat jamak dan qasar di Kelas VII SMPIT
Mamba’ul Ulum Mojokerto dengan
menggunakan Strategi
Pendekatan Problem Based Learning.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk :
1.
Mengkaji bagaimana proses penerapan pendekatan Problem
Based Learning dalam meningkatkan minat
belajar siswa pada meteri Shalat jamak dan qasar di Kelas VII SMPIT Mamba’ul
Ulum Mojokerto.
2.
Mengkaji seberapa besar peningkatan minat belajar siswa
pada materi jamak dan qasar di kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto.
3.
Mengkaji bagaimana respon peserta didik terhadap penerapan
pendekatan Problem Based Learning dalam meningkatkan minat belajar siswa pada meteri Shalat jamak dan qasar di Kelas VII
SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto.
E. Lingkup Penelitian
Agar tidak
terjadi pembahasan terlalu luas, maka peneliti, membatasi lingkup penelitian
diantara
1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan strategi pendekatan Problem Based Learning.
2. Penelitian dilaksanakan pada proses pembelajaran materi shalat jamak dan
qasar di kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto.
3. Subjek yang akan diteliti adalah guru dan siswa kelas VII SMPIT mamba’ul
Ulum Mojokerto.
4. Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat belajar siswa
dalam memahami materi shalat jamak dan qasar.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Dalam
penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan penulis setelah
dilaksanakan penilitian :
1.
Manfaat
Teoritis
a.
Bagi
peneliti bermanfaat untuk menentukan upaya meningkatkan minat belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran
b.
Menemukan
alternatif solusi untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kualitas
pembelajaran
2.
Manfaat
Praktis
a.
Bagi
Guru
1.
Guru
dapat memperbaiki proses pembelajaran
2.
Guru
dapat meningkatkan kompetensi professional
3.
Guru
mampu mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang hidup
4.
Guru
memperoleh gambaran penerapan strategi pendekatan Problem Based Learning dalam upaya peningkatan minat belajar dalam
mengikuti pembelajaran bagi siswa di kelas
b.
Bagi
Siswa
1.
Melalui
penggunaan strategi pendekatan Problem Based Learning siswa meningkatkan
minat belajar yang tinggi sehingga dapat secara optimal dalam mengikuti
pembelajaran
2.
Melalui
penggunaan strategi pendekatan Problem Based Learning siswa
mempunyai minat belajar yang tinggi sehingga mampu berkonsentrasi penuh dalam
memahami materi.
c.
Bagi
Sekolah
Melalui penggunaan strategi pendekatan Problem Based Learning
1.
Dapat
memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah
2.
Peningkatan
kompetensi professional bagi guru.
3.
Perbaikan
proses dan hasil belajar siswa.
4.
Sekolah
dapat meningkatkan proses pembelajaran yang efektif
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Minat Belajar
1.
Pengertian Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal/aktivitas tanpa ada yang menyuruh.[2]
Pendapatat lain menjelaskan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Lebih
lanjut dikatakan bahwa anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu
maka ia cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek
tersebut. Minat yang besar terhadap suatu sesuatu merupakan modal yang besar
artinya untuk mencapai tujuan yang diminati. Jadi minat belajar yang besar
cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang
akan mneghasilkan prestasi yang rendah. Minat adalah perasaan yang menyatakan
bahwa satu aktivitas, pekerjaan atau obyek itu berharga atau berarti bagi
individu. Minat adalah sebagai berikut : “interest is persisting tendency to
pay attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperlihatkan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai
dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya
sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat
selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan
diperoleh kemudian. Hal ini berarti bahwa minat dapat ditubuhkan dan
dikembangkan pada diri seorang anak didik dengan cara memberikan informasi pada
anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan
dengan vahan pengajaran yang lalu.
2.
Faktor Minat
Minat timbul karena perasaan senang serta
tendensi yang dinamis untuk berperilaku atas dasar ketertarikan seseorang pada
jenis-jenis kegiatan tertentu. Perasaan senang seseorang akan menimbulkan
dorongandorongan dalam dirinya untuk segera beraktifitas. Minat merupakan
sumber motivasi intrinsik bagi seseorang untuk memperoleh sesuatu yang
diminatinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar antara lain:
penguasaan pelajaran, konsen anak sendiri, situasi dan kondisi belajar kurang
menyenangkan. Sedangkan ahli lain menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi
minat adalah faktor internal dan eksternal.[3]
a.
Faktor
internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri. Faktor internal tersebul adalah ”pemusatan perhatian,
keingintahuan, motovasi, dan kebutuhan”. Contoh: siswa kesulitan dalam belajar Pendidikan
Agama islam (membaca tulisan Latin; maka ia akan belajar sendiri
berulang-ulang, sehingga kesulitan itu dapat teratasi).[4]
b.
Faktor
eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat
siswa berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari kelarga
(orang tua), dorongan dari guru, rekan, tersedianya prasarana dan sarana atau
fasilitas, dan keadaan lingkungan.
1)
Keluarga
Keluarga memegang peranan penting sebab keluarga adalah sekolah pertama dan
terpenting. Dalam keluargalah seseorang dapat membina kebiasaan, cara berfikir,
sikap dan cita-cita yang mendasari kepribadiannya.
2)
Teman
pergaulan Lingkungan pergaulan ini mampu menumbuhkan minat seseorang
sebagaimana lingkungan keluarga. Bahkan terkadang teman bermain / sebaya /
sepergaulan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam menanam benih minat atau
cita-cita.
3)
Pemberian
metode dalam proses belajar Pemberian metode dalam proses belajar termasuk
aspek penting yang menentukan keberhasilan belajar. Metode mengajar ialah cara
yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena
penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat
diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode
mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
3.
Indikator Minat Belajar
Ada beberapa indikator minat belajar siswa yang
bisa dijelaskan sebagai berikut :
1)
Ketekunan
dalam belajar. Seorang anak yang mempunyai minat dalam belajar mempunyai sikap
emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran, selalu
mengerjakan pekerjaan rumah dengan tekun.
2)
Kesadaran
dalam belajar. Keinginan dan niat yang dimiliki oleh siswa dalam mempelajari
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat jamak dan qasar.
3)
Antusiasme.
Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang dewasa atau teman sebaya,
dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat
tersebut. Jadi artinya dalam berdiskusi anak tersebut akan antusias semangat
dan berprestasi.
4)
Menyenangi
belajar Pendidikan Agama Islam materi shalat jamak dan qasar
5)
Rasa
ingin tahu. Bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa selalu
aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang
diajarkan. Hal tersebut merupakan tanda bahwa siswa tersebut memiliki rasa
ingin tahu yang besar terhadap pelajaran tersebut.[5]
4.
Cara Membangkitkan Minat Belajar
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru
untuk membangkitkan minat siswa, yaitu :[6]
1.
Membandingkan
adanya suatu kebutuhan pada diri anak sehingga dia rela belajar tanpa paksaan
2.
Menghubungkan
bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki siwa
sehingga siswa mudah menerima Bahan pelajaran.
3.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
4.
Menggunakan
berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individu
siswa
B. Sholat Jamak dan Qasar
a.
Ketentuan Shalat Jama’
1.
Pengertian
Shalat Jama’
Jama’ menurut bahasa berarti mengumpulkan. Sedangkan
shalat jama’ menurut istilah adalah mengumpulkan dua shalat wajib yang
dikerjakan dalam satu waktu. Misalnya menggabungkan shalat zuhur dan ashar
dikerjakan pada waktu zuhur atau pada waktu ashar. Atau menggabungkan shalat
magrib dan isya dikerjakan pada waktu magrib atau pada waktu isya. Sedangkan
shalat subuh tetap pada waktunya tidak boleh digabungkan dengan shalat lain. Hal
ini merupakan rukhshah (keringanan) dari Allah Swt. Dalam melaksanakan shalat
dalam keadaan tertentu.Menjama’ shalat hukumnya mubah atau boleh bagi orang
yang sudah memenuhi syarat.[7]
2.
Macam-macam
shalat jama’
a)
Jama’
taqdim, adalah mengumpulkan dua shalat wajib dikerjakan pada waktu yang pertama
(awal). Jama’ taqdim ada dua macam yaitu :
1)
Mengumpulkan
shalat zuhur dan shalat ashar, dikerjakan pada waktu dzuhur
2)
Mengumpulkan
shalat magrib dan isya, dikerjakan pada waktu magrib.
b)
Jama’
ta’khir, adalah mengumpulkan dua shalat wajib dikerjakan pada waktu yang kedua
(akhir). Jama’ ta’khir ada dua macam, yaitu :
1)
Mengumpulkan
shalat zuhur dan shalat ashar, dikerjakan pada waktu ashar.
2)
Mengumpulkan
shalat magrib dan isya, dikerjakan pada waktu isya.
3.
Syarat-syarat
Shalat Jama’
a)
Musafir,
orang yang sedang dalam perjalanan dan perjalanan tidak untuk maksiat.
b)
Jarak
perjalanan minimal 80.64 km.
c)
Tidak
boleh makmum dengan orang yang mukim
4.
Dasar
Hukum
Menjama’
shalat hukumnya mubah atau boleh bagi orang yang sudah memenuhi syarat. Sabda
Rasulullah SAW:
Artinya
: “Dari annas ia berkata: Rosulullah SAW, apabila berangkatberangkat sebelum
tergelincir matahari, maka Beliau akhirnya shalat dhuhur ke ashar, kemudian
dalam perjalanan beliau turun dari kendaraan menjama’kan kedua shalat itu.
Apabila Beliau berangkat sesudah tergelincir matahari maka Beliau kerjakan
shalat dhuhur baru berangkat naik kendaraan”. ( HR.Bukhori dan Muslim)
5.
Tata
cara Shalat Jama’ a) Shalat Jama’ Taqdim (1) Mengumpulkan shalat dhuhur dan
shalat ashar dikerjakan pada waktu dhuhur (a) Berniat menjama’ shalat dhuhur
dengan jama’ Taqdim Catatan : setelah salam pada shalat yang pertama harus
langsung berdiri, tidak boleh diselingi perbuatan atau
b.
Ketentuan Shalat Qasar
1.
Pengertian Shalat Qasar
Qasar secara bahasa berarti meringkas,
sedangkan shalat qasar adalah meringkas shalat wajib empat rakaat menjadi dua
rakaat. Mengqashar shalat bagi orang yang memenuhi syarat hukumnya mubah
(boleh) karena merupakan rukhsah (keringanan) dalam melaksanakan shalat bagi
orang-orang yang memenuhi syarat.
Shalat yang boleh diqashar adalah salat dhuhur,
ashar, isya’. Shalat maghrib dan shubuh tidak boleh diqashar karena jumlah
rakaatnya tidak empat rakaat. Firman Allah Swt:
وَإِذَا
ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ
الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ
الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا (النساء: ۱۰۱)
Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka
bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqasar sembahyang(mu), jika kamu takut
diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh
yang nyata bagimu.” (QS. An-Nisa’/4: 101)
2.
Syarat-syarat Shalat Qashar
a)
Musafir,
orang yang sedang dalam perjalanan dan perjalanan tidak untuk maksiat.
Contohnya Mudik, dan Field trip
b)
Jarak
perjalanan minimal 80.64 km
c)
Tidak
boleh makmum dengan orang yang mukim
d)
Berniat
shalat Qashar
3.
Dasar Hukum
Mengqhasar
shalat hukumnya mubah atau boleh karena merupakan rukhshah atau keringanan
dalam melaksanakan shalat bagi orang-orang yang memenuhi syarat.Firman Allah
swt :
وَإِذَا
ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ
الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ
الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا (النساء: ۱۰۱)
Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka
bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqasar sembahyang(mu), jika kamu takut
diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh
yang nyata bagimu.” (QS. An-Nisa’/4: 101)
c.
Ketentuan Shalat Jama’ Qashar
1.
Pengertian
Shalat Jama’
Qashar Mengumpulkan dua shalat wajib yang
dikerjakan dalam satu waktu dan jumlah rakaat ringkas menjadi dua rakaat.
2.
Macam-macam
shalat Jama’ Qashar
a)
Jama’
Qashar menggunakan jama’ taqdim, adalah mengumpulkan dua shalat wajib
dikerjakan pada waktu yang pertama (awal) dan jumlah rakaat ringkas menjadi dua
rakaat. Jama’ taqdim ada dua macam yaitu :
1)
Mengumpulkan
shalat zuhur dan shalat ashar, dikerjakan pada waktu dzuhur
2)
Mengumpulkan
shalat magrib dan isya, dikerjakan pada waktu magrib.
b)
Jama’
Qashar menggunakan jama’ ta’khir, adalah mengumpulkan dua shalat wajib
dikerjakan pada waktu yang kedua (akhir) dan jumlah rakaat ringkas menjadi dua
rakaat. Jama’ ta’khir ada dua macam, yaitu :
1)
Mengumpulkan
shalat zuhur dan shalat ashar, dikerjakan pada waktu ashar.
2)
Mengumpulkan
shalat magrib dan isya, dikerjakan pada waktu isya’
3.
Syarat-syarat
Shalat Jama’ Qashar
a.
Musafir,
orang yang sedang dalam perjalanan dan perjalanan tidak untuk maksiat : Contohnya
mudik dan Field trip
b.
Arak perjalanan
minimal 80.64 km
c.
Tidak boleh
makmum dengan orang yang mukim
d.
Berniat
shalat Jama’Qashar
C.
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut
Taufiq Amir, bahwa proses PBL bukan semata-mata prosedur. Tetapi ia adalah bagian
dari belajaran mengelola diri sebagai sebuah kecakapan hidup (life skills).
Proses PBL sabagai salah satu bentuk pembelajaran yang learner centered,
memandang bahwa tanggung jawab harus kita kendali dan kita pegang. Evers, Rush,
dan Berdow dalam Amir, merumuskannya dengan baik apa yang dimaksud dengan
kecakapan pengelolaan diri sebagai berikut :[8]
Kemampuan
untuk bertanggung jawab atas kinerja, termasuk juga kesadaran akan pengembangan
dan pengaplikasian kecakapan tertentu. Kita bisa mnegenal dan mengatasi
berbagai kendala yang ada di sekitar kita.
Dengan
kata lain model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini dapat memberikan
kecakapan dalam mengelola hidup bagi peserta didik untuk dapat mengatasi
kendala yang ada di sekitar lingkungannya.
Pendapat
lain menganai pengertian Problem Based Learning (PBL) akan di jelaskan sebagai
berikut : Menurut Kunandar, pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensial dari materi pembelajaran.[9]
Menurut
Tan dalam Rusman mengatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan
inovasi dalam pembelajaran karena Pembelajaran Berbasis Masalah kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau tim
yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kesinambungan.[10]
Pendapat lain dari Trianto mengatakan bahwa pembelajaran berbasis Masalah
adalah interaksi dengan respon yang merupakan hubungan dua arah belajar dan
lingkungan.[11]
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning (PBL) menggunakan
masalah dunia nyata sebagai bahan pembelajaran untuk mengemabngkan kemampuan
berpiir pada peserta didik dalam memecahkan suatu masalah yang ada. Selain itu,
lingkungan dapat memberikan pelajaran ataupun memberikan sebuah masukan kepada
peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedang saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahan masalahnya dengan baik.
Pengalaman yang diperoleh dari lingkungan akan memberikan bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman tujuan belajarnya.
Pembelajaran
berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan
kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis
besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada peserta
didik situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudaham
kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.[12]
Berdasarkan
berbagai pendapat dari beberapa ahli pendidikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa Problem Based Learning (Pembealajaran Berbasis Masalah) pada intinya
merupakan inovasi strategi pembelajaran yang menggunakan permasalahan dunia
nyata sebagai konteks belajar untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru
dengan caranya sendiri dalam memecahkan permasalahan. Selain itu peserta didik
juga akan mendapatkan berbagai keterampilan dalam proses pembelajarannya.
1.
Karakteristik dan Ciri-ciri Problem Based
Learning (PBL)
Amir menyebutkan karakteristik yang tercangkup
dalam proses PBL yaitu:[13]
a.
Masalah
digunakan sebagai awal pembelajaran.
b.
Biasanya,
masalah yang digunakan merupakan masakah dunia nyata yang disajikan secara
mengambang (ill-structured).
c.
Masalah
biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective). Solusinya menuntut
peserta didik menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa bab perkuliahan
(SAP) atau lintas ilmu ke bidang yang lainnya.
d.
Masalah
membuat peserta didik tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah
pembelajaran yang baru.
e.
Sangat
mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
f.
Memanfaatkan
sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian,
evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting.
g.
Pembelajarannya
kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Peserta didik bekerja dalam kelompok,
berinteraksi, daling mengajarkan (peer teaching) dab melakukan presentasi.
Sedangkan ciri-ciri dari pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning) sebagai berikut :[14]
a.
Pembelajaran
pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan
prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, tetapi mengorganisasikan
pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara social
penting dan secara pribadi bermakna untuk peserta didik. Mereka mengajukan
situasi kehidupan nyata yang autentik, menghindari jawabn sederhana dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi ini.
b.
Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin
berpusar pada mata pelajran tertentu, tetapi dalam pemecahannya melalui solusi,
siswa dapat meninjaunya dari berbagai mata pelajaran yang ada.
c.
Penyelidikan
Autentik
Muhammad Nur menyebutkan bahwa Pembelajaran
Berbasis Masalah mengharuskan peserta didik melakukan penyelidikan autentik
untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah. Mereka harus menganalisis
dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat prediksi,
mengumpulkan, dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika
diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan. Selain itu mereka
dapat menggunakan metode-metode penyelidikan khusus, bergantung pada sifat
masalah yang sedang diselidiki.
d.
Menghasilkan
produk/karya dan memamerkannya
Pembelajaran Berbasis Masalah menuntut peserta
didik untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan
yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian maalah yang mereka temukan.
Produk itu dapat berupa transkip, debat, laporan, model fidik, video. Karya
nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh
siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang
mereka pelajari dan menyediakan suatu laporan. Karya nyata dan pameran ini
merupakan salah satu cirri inovatif model PBM.
e.
Kolaborasi
Pembelajaran ini di rinci oleh peserta didik
yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, secara berpasangan atau berkelompok
kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugastugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog
dan untuk mengembangkan keterampilan social dan keterampilan berpikir.[15]
Strategi pembelajaran berbasis masalah
merupakan rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah melalui pembelajaran berbasis
masalah peserta didk aktif berpikir, berkomunikasi, mencaru data, menyelesaikan
masalah dan akhirnya menyimpulkan pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Secara
sistematis melalui tahapan-tahapan tertentu sedangkan empiris proses
penyelesaian di dasarkan pada data dan fakta yang jelas.[16]
Jadi proses penyimpulan model Pembelajaran Berbasis Masalah ini dilakukan
dengan sistematis dan empiris.
2.
Tujuan Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang prosesnya memerlukan pemikiran kritis dan kreatif untuk
mencari solusi dalam pemecahan masalah. Pemikiran kreatif ini membutuhkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Namun berpikir tingkat tinggi yang
dimaksud masih tetap memperhatikan kemampuan dasar. Tujuan yang ingin dicapai
pleh SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analistus dan logis
untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara
empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.[17]
Oleh karena itu, Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik MI
Darussalam Ngentrong Campurdarat Tulungagung untuk menentukan dan memecahkan
masalah. Hal ini merupakan sesuatu yang baru bagi siswa mengingat mereka masih
tergolong berpiir tingkat rendah. Model pembelajaran ini diberikan dengan
tujuan sebagai berikut :[18]
a)
Mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi
Menurut Leuren Resnick, berpikir tingkat tinggi
mempunyai cirri-ciri, yaitu : (1) non algaritmatik yang artinya alur tindakan
berpikir tidak sepenuhnya dapat ditetapkan sebelumnya, (2) cenderung kompleks,
artinya keseluruhan alur berpikir tidak dapat diamatti dari sudut pandang saja,
(3) menghasilkan banyak solusi, (4) melibatkan pertimbangan dan interretasi,
(5) melibatkan penerapan banyak criteria, yang kadang-kadang satu dan lainnya
bertentangnan, (6) sering melibatkan ketidakpastian, dalam arti tidak segala
sesuatu terkait dengan tugas yang telah diketahui, (7) melibatkan pengaturan
diri dalam proses berpikir, yang berarti bahwa dalam proses menemukan
penyelesaian masalah, tidak diijinkan adanya bantuan orang lain pada setiap
tahapan berpikir, (8) melibatkan pencarian makna, dalam arti menemukan struktur
pada keadaan yang tampaknya tidak teratur, (9) menuntut dilakukannya kerja
keras, dalam arti diperlukan pengarahan kerja mental besar-besaran saat
melakukan berbagai jenis elaborasi dan pertimbangan yang dibutuhkan.
b)
Belajar
berbagai peran orang dewasa
Dengan melibatkan siswa dalam pengalaman nyata
atau simulasi (pemodelan orang dewasa), membantu siswa untuk berkinerja dalam
situasi kehidupan nyata dan belajar melakukan peran orang dewasa.
c)
Menjadi
pelajar yang otonom dan mandiri
Pelajar yang otonom dan mandiri ini dalam arti
tidak sangat tergantung pada guru. Hal ini dapat dilakukan dengan cara guru
secara berulang-ulang membimbing dan mendorong serta mengarahkan peserta didik
untuk mengaukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh
mereka sendiri. Peserta didik dibimbing, didorong, diarahkan untuk
menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.
Menurut Margetson yang dikutip oleh Rusman,
tujuan kurikulum pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan perkembangan keterampilan
belajar sepanjang hayat dalam pla piker yang terbuka, reflektif, kritis, dan
belajar aktif. Dan juga kurikulum pembelajaran berbasis masalah memfasilitasi
keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi kerja kelompok, dan keterampilan
intrapersonal dengan lebih baik disbanding pendekatan yang lain.
Dengan demikian tujuan pembelajaran berbasis
masalah banyak member manfaat kepada siswanya, sehingga guru hanya bertindak
member manfaar kepada peserta didiknya, sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Peserta didik juga menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan mengajarkan siswa
untuk memiliki rasa kerja sama.
Diane Ronis menjelaskan, berdasarkan tujuan
pembelajaran berbasis masalah siswa diharapkan memiliki keterampilan berpikir
dalam tingkatan yang lebih tinggi. Keterampilan berpikir sering dianggap
sebagai keterampilan kognisi, menunjukan keterampilan dan proses mental yang
terlibat ke dalam tindakan belajar, seperti mengingat dan memahami fakta atau
gagasan.[19]
Pembelajaran berbasis masalah lebih menekankan
pada mengingat dan memahami fakta yang ada. Siswa yang memiliki kemampuan
rendah akan mengalami kesulitan untuk mengingat dan memahami fakta yang ada.
Dari sinilah akan terlihat jelas perbedaan peserta didik yang berkemampuan
tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Dengan pembelajaran
berbasis masalah akan mencoba mengubah siswa yang berkemampuan rendah dalam
memahami fakta menjadi peserta sisik yang bisa baik dalam memahami fakta.
Keterampilan berpikir kritis yang diharapkan
dalam pembelajaran berbasis masalah yaitu dengan cara berpikir kritis dan
kreatif untuk menemukan konsep baru. Berpikir kritis merupakan sebuah proses
yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisa asumsi, dan melakukan
penelitian ilmiah.
3.
Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)
Menurut Kunandar Problem Based Learning (PBL)
atau pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai langkah-langkah sebagai berikut
:[20]
Tabel.
Langkah-langkah Pembelajaran
No |
Kegiatan |
Tingkah
Laku Guru |
1 |
Mengorientasikan
peserta didik kepada masalah |
Guru
menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan
kebutuhan-kebutuhan logistic penting, memotivasi peserta didik agar terlibat
dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri. |
2 |
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar |
Guru
membantu peserta didik menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah itu. |
3 |
Membantu
penyelidikan mandiri maupun kelompok |
Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, mencari penjelasan dan solusi. |
4 |
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya |
Guru
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang
sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model serta membantu mereka
berbagi karya mereka. |
5 |
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah |
Guru
membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atas penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan |
Dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran
tersebut, peserta didik mampu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang ada
kemudian peserta didik mulai mampu belajar memecahkan masalah dengan berpikir
kritis yang tentunya memecahkan masalah dengan penuh pertimbangan antara
masalah yang diberikan dengan kondisi yang real atau nyata di lingkungan
sekitar. Langkah-langkah pada pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini
tentunya didukung dengan kurikulum 2013 dimana kurikulum tersebut metalih siswa
untuk memecahkan masalah dengan apa yang peserta didik lihat di lingkungan
sekitar mereka dan menggunakan berbagai eksperimen untuk membuktikan pengamatan
peserta didik.
4.
Kelebihan dan kelemahan Peoblem Based Learning
(PBL)
Menurut Amir keunggulan PBL ada di perancangan
masalah. Masalah yang diberikan haruslah dapat merangsang dan memicu peserta
didik untuk menjalankan pembelajaran dengan baik. Masalah yang disajikan oleh
pendidik dalam proses PBL yang baik, memiliki cirri khas sebagai berikut :[21]
a.
Punya
keaslian seperti di dunia kerja.
b.
Masalah
yang disajikan sedapat mungkin memang merupakan cerminan masalah yang dihadapi
di dunia kerja. Dengan demkian, peserta didik bisa memanfaatkannya nanti bila
lulusan yang akan belajar.
c.
Dibangun
dengan mempertimbangkan pengetahuan sebelumnya.
Jadi sementara pengetahuan-pengetahuan baru
didapat, peserta didik bisa melihat kaitannya dengan bahan yang telah ditemukan
dan dipahaminya sebelumnya
d.
Membangun
pikiran yang metakognitif dan konstruktif
Kita disebut melakukan metakognitif kala kita
menyadari tentang pemikiran mita (thingking about our thinhking). Artinya kita
mencoba berefleksi seperti apa pemikiran kita atas satu hal. Peserta dodok
menjalankan proses PBL sembari menguji pemikirannya, mempertanyakannya, mengkritisi
gagasannya sendiri, sekaligus mengeksplor hal yang baru.
e.
Meningkatkan
minat dan motivasi dalam pembelajaran.
f.
Dengan
rancangan masalah yang menarik dan menantang, peserta didik akan tergugah untuk
belajar. Diharapkan peserta didi yang tadinya tergolong pasif bisa tertarik
untuk aktif.
g.
Satuan
Acara Perkuliahan (SAP) yang seharusnya menjadi sasaran mata kuliah tetap dapat
terliputi dengan baik.
Kelebihan model pembelajaran Problem Based
Learning menurut Sanjaya :[22]
a.
Menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
b.
Meningkatkan
motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
c.
Membantu
siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
d.
Membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan
e.
Mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
f.
Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
g.
Mengembangkan
minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
h.
Memudahkan
siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia
nyata.
Selain memiliki kelebihan Problem Based
Learning (PBL) atau yang biasa disebut dengan pembelajaran berbasis masalah
juaga memiliki beberapa kelemahan :[23]
a.
Manakala
peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyao keprcayaan bahwa
masalah ayng dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka merasa enggan untuk
mencoba.
b.
Keberhasilan
strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk
persiapan.
c.
Tanpa
pemahaman mereka berusaha untuk memecahkan maslah yang sedang dipelajari, makan
mereka tidak akanbelajar apa yang mereka ingin pelajari
d.
Tidak
dapt diterapkan pada setiap materi pembelajaran
e.
Membutuhkan
persiapan yang matang
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan suatu
cara atau metode ilmiah tertentu untuk memperoleh data dan informasi, metode
ilmiah tersebut diperlukan dengan tujuan agar data atau informasi yang
dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah yaitu metode penelitian.
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model pembelajaran Problem Based
Learning . Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, yang
mana guru merupakan mitra kerja peneliti. Masing – masing memusatkan
perhatiannya pada aspek – aspek penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan
keahliannya, guru sebagai praktisi pembelajaran, peneliti sebagai perancang dan
pengamat yang kritis.
Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas
ini menggunakan model Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus
terdiri dari empat langkah pokok yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi
atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi
(reflecting).
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK
tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral.
Seperti pada gambar dibawah ini.
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
1.
Setting Penelitian.
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat
penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut :
a.
Tempat Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPIT
Mamba’ul Ulum Mojokerto Peneliti memilih
sekolah ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui masalah apa yang mungkin
terjadi pada sekolah tersebut dan peneliti juga telah mengetahui karakteristik
siswa SMP ini melalui proses PPL, sehingga peneliti bisa belajar dari proses penelitian
tersebut.
b.
Waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan 1 bulan terakhir
pada semester II (Genap)., yaitu pada akhir bulan Mei sampai bulan Juni
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik 2021/2022 dan materi
pembelajaran disesuaikan dengan jadwal pelajaran di sekolah tersebut, karena
PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang
efektif di kelas.
c.
Siklus Penelitian.
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiap
siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua
siklus tersebut dapat diamati pertumubuhan minat belajar siswa pada materi Shalat
Jamak dan Qasar melalui model penggunaan model Problem Based Learning.
2.
Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto Tahun Ajaran 2021/2022 dengan
jumlah siswa sebanyak 32 orang siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 8 dan 24
siswa perempuan.
C.
Variabel yang
Diselidiki
Variabel
penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel sebagai gejala yang
bervariasi atau penelitian yang bervariasi.
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan segala sesuatu
yang digunakan sebagai objek dalam suatu penelitian. Sehingga variabel memiliki
peranan yang sangat penting dalam menunjang kelancaran suatu penelitian.
Variabel
– variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan
yang dihadapi yaitu :
1.
Variabel
input : Siswa Siswa Kelas VII
SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto
2.
Variabel
proses : Model pembelajaran Problem
Based Learning
3.
Variabel
output : Pertumbuhan sikap Cermat,
sikap Mandiri dan peningkatan
minat
belajar siswa
D. Rencana Tindakan
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan berupa perencanaan-perencanaan sebelum
melakukan tindakan terhadap siswa, yang meliputi:
1. Menentukan metode
yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan
latar belakang masalah, maka untuk menyelesaikannya peneliti menggunakan pendekatan
Problem Basid Learning untuk
meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi shalat jamak dan
qasar, materi
pengumpulan dan penyajian data
2.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
silabus yang sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam minat
belajar siswa pada materi Shalat Jamak dan Qasar, dengan penggunaan pendekatan
Problem Basid Learning
3. Menyiapkan materi
yang akan diajarkan
4. Menyiapkan soal yang
akan digunakan dalam tes
5. Menyiapkan lembar
observasi guru dan siswa
6. Menyiapkan instrumen
angket untuk mengukur minat belajar siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah menyusun perencanaan, maka peneliti siap untuk melakukan
tindakan perbaikan di kelas sesuai dengan tahap perencanaan dan RPP yang
telah di susun. Dalam pelaksanaan
penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru PAI kelas VII SMPIT Mambaul Ulum Mojoketo. Berikut adalah langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus I:
1) Guru memberi
salam
2) Siswa memimpin do’a
sebelum pembelajaran di mulai
3) Guru melakukan
apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan
4) Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai
5) Sebelum
menerapkan pendekatan Problem Basid Learning, guru terlebih dahulu
memilih topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian
6) Guru membagi
kelas menjadi 3 kelompok secara heterogen, yaitu kelompok A, B, dan C
7) Saat penyampaian
materi pertama, kelompok A mendapat tugas sebagai kelompok penanya, sedangkan kelompok
B dan C menjadi kelompok penjawab pertanyaan. Apabila kelompok B tidak bisa
menjawab pertanyaan, maka pertanyaan akan di lempar di kelompok C
8) Saat penyampaian
materi yang kedua, kelompok B mendapat tugas sebagai kelompok penanya, sedangkan
kelompok A dan C menjadi kelompok penjawab pertanyaan. Begitupula saat penyampaian
materi yang ketiga
9) Pembelajaran di
akhiri dengan menyimpulkan tanya jawab. Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang kurang di mengerti
10) Siswa mengerjakan
lembar kerja
11) Siswa memimpin do’a
sebelum pelajaran diakhiri
12) Guru mengucap salam
13) Peneliti membagikan angket minat belajar
pada siswa.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi data yang di peroleh selama pengamatan berlangsung.
Data yang di peroleh berupa lembar observasi guru dan siswa, dokumen-dokumen,
serta angket minat belajar siswa. Apabila analisis
data I sudah diketahui, kemudian baru melakukan refleksi.
d. Tahap Refleksi
Refleksi di lakukan
guru setelah melakukan
tindakan. Hasil dari analisis data I,
kemudian didiskusikan bersama untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan
dari siklus pertama.
Tahapan pada siklus kedua sama dengan siklus pertama, yaitu di awali
dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada tahap
refleksi, peneliti melakukan diskusi dan kolaborasi dengan guru untuk mengevaluasi dan membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan pendekatan
Problem Basid Learning untuk meningkatkan minat belajar setelah dilakukannya rangkaian kegiatan
pada siklus I dan
siklus II
E. Data dan Cara Dikumpulkan
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam PTK ini antara lain:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung
dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal
yang akan diamati
atau diteliti.5 Dalam PTK, observasi
bisa digunakan untuk memantau guru dan siswa. Dari hasil pengamatan tersebut,
dapat ditemukan
berbagai kelemahan sehingga dapat ditindaklanjuti untuk diperbaiki pada siklus
berikutnya.
Observasi menjadi instrumen utama yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung,
merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran baik prilaku
guru maupun prilaku
siswa. Oleh karena itu teknik
ini dipilih peneliti
untuk mengetahui sejauh mana peningkatan minat belajar siswa terhadap
mata pelajaran PAI.
2. Wawancara
Wawancara atau intervew merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara
tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.
Wawancara di gunakan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan langsung
dengan penelitian seperti penerapan pembelajaran tertentu
yang berbasis masalah.
Selain observasi, wawancara merupakan instrumen penelitian yan sering digunakan
untuk mengumpulkan data dalam PTK. Hal ini disebabkan karena ada beberapa
keuntungan antara lain:
1. Wawancara dapat digunakan
untuk mengecek kebenaran
data/informasi yang di peroleh dengan cara lain
2. Teknik wawancara bisa memungkinkan data yang di
peroleh lebih luas, bahkan bisa memunculkan sesuatu yang tidak di fikirkan
sebelumnya
3. Wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan
yang kurang dipahami oleh siswa yang di
wawancarai.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan
kepada guru engenai
minat dan hasil
belajar yang diperoleh dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam .
3. Angket
Angket atau kuesioner digunakan untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan
dengan sikap atau pendapat dari subjek penelitian mengenai masalah
penelitian seperti sikap guru, penampilan guru, dan lain sebagainya. Metode angket atau kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
4. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, artinya
barang-barang tertulis. Dalam
pelaksanaannya, peneliti mendapatkan data-data tertulis seperti dokumen- dokumen sekolah misalnya: Visi dan Misi, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan
siswa, keadaan sarana dan prasarana,
dan standar penilaian.
5. Tes
Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk
mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan
materi pembelajaran.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yaitu serangkaian alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data
penelitian. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Lembar Observasi
Penelitian ini menggunakan lembar observasi
siswa yang berguna untuk mengukur
tingkat partisipasi siswa kelas VII SMPIT Mambaul Ulum dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Shalat jamak dan qasar. Selain
itu, juga digunakan lembar observasi
guru untuk mendapatkan data tentang aktitas
guru saat melaksanakan pembeajaran menggunakan pendekatan
Broblem Basid Learning. Instrumen observasi yang digunakan yaitu berupa check list.
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan
II
No. |
Kegiatan |
Skor |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
||
1. |
Guru memulai
dengan mengucapkan salam dan
mengajak siswa untuk
berdo’a serta menanyakan kabar |
|
|
|
|
2. |
Guru memberi apersepsi/motivasi |
|
|
|
|
3. |
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
|
|
|
4. |
Guru menuliskan topik di papan
tulis |
|
|
|
|
5. |
Guru melakukan tanya
jawab tentang topik yang sudah
diketahui siswa |
|
|
|
|
6. |
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode team quiz |
|
|
|
|
7. |
Guru membagi siswa
menjadi 3 kelompok dan 3 materi
yang sudah dipilih sebelumnya |
|
|
|
|
8. |
Saat penyampaian matari
pertama, kelompok A bertugas sebagai tim penanya dan kelompok B dan C |
|
|
|
|
|
sebagai tim penjawab pertanyaan. Jika tim B tidak bisa menjawab pertanyaan maka pertanyaan akan di lempar
kepada tim C, begitupula seterusnya |
|
|
|
|
9. |
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui dengan jelas |
|
|
|
|
10. |
Guru menyusuh siswa menyimpulkan
pembelajaran hari ini |
|
|
|
|
11. |
Guru menutup pembelajaran dengan berdo’a dan mengingatkan siswa- siswi untuk
belajar |
|
|
|
|
12. |
Guru mengakhiri dengan
salam |
|
|
|
|
Tabel 3.2
Lembar Aktivitas Siswa
Siklus I dan II
No. |
Kegiatan |
Skor |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
||
1. |
Siswa menjawab salam dari guru dan berdo’a bersama serta merespon guru |
|
|
|
|
2. |
Siswa merespon apersepsi/motivasi yang diberikan oleh guru |
|
|
|
|
3. |
Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran
disampaikan |
|
|
|
|
4. |
Siswa memperhatikan saat guru menulis di
papan tulis |
|
|
|
|
5. |
Siswa memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diberikan guru |
|
|
|
|
6. |
Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan
guru |
|
|
|
|
7. |
Siswa mengikuti instruksi guru tentang langkah-langkah dalam pembelajaran ini |
|
|
|
|
8. |
Siswa tertib saat aktiVIItas pembelajaran |
|
|
|
|
9. |
Siswa merespon refleksi guru |
|
|
|
|
10. |
Siswa menarik kesimpulan dari |
|
|
|
|
|
pembelajaran |
|
|
|
|
11. |
Siswa berdo’a bersama |
|
|
|
|
12. |
Siswa menjawab salam
dari guru |
|
|
|
|
Keterangan:
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
2. Wawancara
Peneliti mengadakan wawancara
kepada ibu Yetik Lestari, S.Pd.I, guru PAI
kelas VII SMPIT mambaul Ulum
Mojokerto. Pertanyaan yang diajukan yaitu meliputi kondisi siswa ketika pembelajaran
PAI, metode yang digunakan saat
pembelajaran PAI, dan metode yang digunakan saat pembelajaran, serta hasil belajar PAI siswa kelas VII.
Adapun daftar pertanyaan yang digunakan dalam wawancara adalah untuk mengetahui
hal-hal sebagai berikut:
1. Apa kesulitan yang dialami guru ketika mengajar
PAI di kelas VII ?
2. Bagaimana minat belajar terhadap mata pelajaran
PAI siswa kelas VII ?
3. Materi apa yang paling tidak di minati oleh siswa
kelas VII ?
4. Metode apa yang sering guru gunakan ketika mengajar
PAI khususnya di kelas VII ?
5. Apa yang menyebabkan rendahnya minat belajar PAI
siswa kelas VII ?
6. Bagaimana hasil belajar PAI siswa kelas VII selama
ini?
7. Bagaimana pengaruh minat belajar terhadap hasil
belajar siswa?
8. Bagaimana solusi yang biasanya digunakan guru untuk
mengatasi masalah tersebut?
3. Lembar Angket
Merupakan lembar yang diberikan kepada siswa
untuk mengukur minat belajar siswa. Sebelum membuat
lembar angket minat belajar siswa, terebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi butir
angket minat belajar siswa. Kisi-kisi butir angket di buat berdasarkan minat belajar siswa, yaitu:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Butir Angket
Minat Belajar Siswa
No. |
Indikator Minat Belajar Siswa |
Indikator Butir Angket |
Nomor Butir Angket |
1. |
Perhatian |
Siswa memperhatikan pada saat guru menjelaskan
materi shalat jamak
dan qasar |
3 |
Siswa menyimak pelajaran dengan baik saat proses
belajar materi shalat jamak
dan qasar |
6 |
||
2. |
Ketertarikan |
Siswa tertarik mengikuti Pembelajaran materi shalat jamak dan qasar |
2 |
Siswa tidak merasa jenuh dengan pelajaran materi shalat jamak dan qasar |
10 |
||
Siswa tertarik
dengan metode pembelajaran yang digunakan guru
pada saat mengajar |
5 |
||
3. |
Rasa Senang |
Siswa merasa
senang belajar materi shalat jamak
dan qasar |
1 |
Siswa merasa
semangat saat guru mengajar materi shalat jamak dan qasar |
9 |
||
Siswa merasa senang
saat guru hadir
dan mengajar materi shalat jamak dan qasar di kelas |
7 |
||
4. |
Keterlibatan Siswa |
Siswa merasa bahwa penjelasan guru dalam |
4 |
|
|
mengajar materi shalat jamak dan qasar mudah dipahami |
|
Siswa aktif mengikuti pembelajaran materi shalat jamak dan qasar |
8 |
Setelah kisi-kisi butir angket selesai
dibuat, langkah selanjutnya yaitu menyusun kerangka
pertanyaan. Kerangka pertanyaan dibuat berdasarkan indikator
butir angket yang ada pada kisi-kisi butir angket. Peneliti
memilih bentuk angket tertutup. Setelah
menyusun kerangka pertanyaan, langkah berikutnya
adalah membuat format angket. Selanjutnya yaitu membuat petunjuk pengisian
dan memperbanyak lembar angket sesuai dengan jumlah responden (siswa)
4. Dokumentasi
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini
antara lain data nilai siswa, foto-foto kegiatan belajar mengajar, serta data tenaga pendidik
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ingin
diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya minat belajar
siswa pada materi Shalat jamak dan qasar di kelas VII SMPIT Mamba’ul Ulum Mojokerto setelah menerapkan pendekatan Problem
Based Learning. Sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini, indikator yang digunakan adalah:
1.
Presentasi hasil minat
belajar siswa minimal 80 %
2.
Nilai observasi aktifitas
guru minimal 80 %
3.
Nilai observasi aktifitas
Siswa minimal 80 %
G.
Tim Peneliti dan
Tugasnya
Adapun Tim Peneliti dalam proses Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah:
1. Guru Mapel
PAI
2. Kepala Sekolah
3. Guru Sejawat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SMPIT Mambaul Ulum Kec. Mojosari Kabupaten Mojokerto,
didukung oleh sumber daya manusia yang cukup memadai dan profesional, dimana SMPIT
Mambaul Ulum, memiliki 1 KS, 20 Guru, 3 Tenaga Pendidikan (Tendik), dan jumlah
murid 232 siswa.
Dalam
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas SMPIT Mambaul Ulum menyediakan
berbagai macam fasilitas yang mendukung proses pendidikan, diantaranya adalah 9
Ruang belajar (kelas), 1 Ruang perpustakaan, 1 Ruang pimpinan, 1 Ruang UKS, 1 Ruang
Ibadah , 1 Ruang Guru , 6 Ruang Toilet, 1 Ruang Gudang.
Penelitian
ini akan difokuskan pada peserta didik kelas VII SMPIT Mambaul Ulum Kec.
Mojosari Kabupaten Mojokerto pada saat mengikuti kegiatan proses belajar-
mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilaksanakan
oleh guru praktek selaku penulis laporanini. Penelti mencoba menerapkan model pembelajaran
yang dianggap mampu untuk mengatasi permasalahan dalam mengatasi kesulitan
belajar. Salah satu media pembelajarannya adalah dengan menerapkan pendekatan
Problem Basid Learning. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengubah sistem
pengajaran Pendidikan Agama Islam yang selama ini monoton menjadi menarik dan
diminati oleh siswa
B. Sebelum Penelitian
Pada tahap ini, peneliti
belum melakukan tindakan apapun atau dalam artian
belum mempraktikkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
Tahap pra siklus ini, peneliti
hanya mengumpulkan data terkait minat siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Shalat jamak dan
qasar dengan cara menyebarkan angket minat belajar siswa pada masing-masing siswa kelas VII SMPIT Mambaul Ulum.
Adapun hasil yang didapatkan penulis
tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Hasil Angket Minat Belajar Siswa
Sebelum Tindakan
No. |
Nama Siswa |
Skor Motivasi Belajar |
Keterangan |
1. |
Adinda Rahma |
65 |
MSR |
2. |
Lita’usil |
68 |
MR |
3. |
Haritsah |
67 |
MR |
4. |
Akbar Ramadhan |
70 |
MR |
5. |
Dali |
68 |
MR |
6. |
Sudy |
70 |
MR |
7. |
Airlangga |
67 |
MR |
8. |
Farid Amirudin |
63 |
MSR |
9. |
Fatih Muflih |
65 |
MSR |
10. |
Lutfi Nur Fatoni |
69 |
MR |
11. |
Intan |
70 |
MR |
12. |
Shelva |
72 |
MR |
13. |
Robi’ah |
67 |
MR |
14. |
Melinda |
70 |
MR |
15. |
Agung |
50 |
MSR |
16. |
Zahrotud Diniyah |
64 |
MSR |
17. |
Antika |
65 |
MSR |
18. |
M. Iqbal |
56 |
MSR |
19. |
Sabiq |
64 |
MSR |
20. |
Ragil |
53 |
MSR |
21. |
Diah Nur Rahma |
55 |
MSR |
22. |
Rizky Ari |
58 |
MSR |
23. |
Nicko |
60 |
MSR |
24. |
Ricko |
53 |
MSR |
25. |
Teguh |
58 |
MSR |
26. |
Diana |
68 |
MR |
27. |
Riyan |
60 |
MSR |
28. |
Lana |
63 |
MSR |
29. |
Siti Nur Wahyuni |
65 |
MSR |
30. |
Haidar |
75 |
MR |
31. |
Maulidya |
70 |
MR |
32. |
Hegar |
75 |
MR |
Total |
2063 |
||
Rata – Rata |
64.5 |
Keterangan:
MST : Motivasi Sangat Tinggi
(Skor 86-100)
MT : Motivasi Tinggi (Skor 76-85)
MR : Motivasi Rendah (Skor
66-75)
MSR : Motivasi Sangat
Rendah (Skor 50-65)
Pada tabel di atas dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata
minat belajar siswa dalam satu
kelas adalah 64,5. Nilai rata-rata minat belajar siswa tersebut termasuk ke dalam kriteria
minat belajar sangat rendah.
C. Penelitian
Data Siklus I
Pada penelitian tindakan
kelas ini, siklus 1 dilaksanakan dalam 1 kali
pertemuan dengan waktu
2
x
30
menit
atau
2
jam
pelajaran. Siklus pertama
terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi, seperti berikut ini:
a.
Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus I ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1)
Membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran
matematika
2)
Membuat angket motivasi belajar
siswa
3)
Membuat lembar
observasi kegiatan siswa dan guru
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2021. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VII
SMPIT Mambaul Ulum Mojokerto yang berjumlah 32 siswa. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebagai
berikut:
1)
Pendahuluan
a)
guru membuka pertemuan dengan salam dan membaca do’a guru memeriksa kehadiran siswa
b)
guru menggali pengetahuan
awal siswa dengan bertanya, “kenapa seseorang dalam kedaan bepergian
diperbolehkan untuk menjamak atau mengqasar shalat!”
c)
guru memberikan reward atas jawaban
siswa dan memberikan motivasi untuk lebih aktif
d)
guru menyampaikan SK, KD,
dan tujuan pembelajaran
2)
Kegiatan inti
a.
guru menyampaikan materi inti pelajaran
b.
kembali pada pertanyaan sebelumnya, guru memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Misalnya, “contoh setiap musim mudik lebaran
banyak masyarakat berbondong-bondong untuk bepergian pulang kampung ke rumah
asalnya sehingga menyebabkan kemacetan dimana-mana dalam situasi tersebut maka
cara melakukan sholat boleh dilakukan dengan menjamak shalat atau mengqasarnya.”
c.
Guru mengeluarkan media
pembelajaran yang telah disiapkan.
d.
Guru meminta siswa untuk
menyebutkan shalat yang dipetbolehkan untuk dijamak.
e.
Guru menunjuk siswa yang terlihat
diam dan memberikan rangsangan untuk
mengemukakan pendapat
f.
Guru mengadakan kuis dengan
membagi siswa secara berkelompok (misal: kel. A adalah
seluruh anggota dalam
satu baris ke belakang)
3)
Penutup
a.
guru memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok
yang paling banyak jumlah skor kuisnya
b.
guru menuntun siswa untuk menarik simpulan terhadap materi yang
sudah dipelajari
c.
Observasi
1)
Hasil observasi aktivitas
guru dan siswa dalam PBM selama
siklus I
Tabel 4.2
Perolehan Aktivitas Guru Siklus I
No. |
Aspek yang Diamati |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
I |
Persiapan |
|
|
|
|
Persiapan
fisik guru dalam
mengajar |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
perangkat pembelajaran yaitu
RPP |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
media pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
II |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
Kegiatan Awal |
|
|
|
|
|
1. guru membuka pertemuan dengan salam dan membaca do’a |
|
|
√ |
|
|
2. guru memeriksa
kehadiran siswa |
|
|
√ |
|
|
3. guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
bertanya, “sebutkan contoh yang ada dilingkungan sekitar benda-benda yang memiliki bentuk seperti balok
atau kubus!” |
|
|
√ |
|
|
4. guru memberikan reward atas jawaban siswa dan memberikan
motivasi untuk lebih
aktif |
|
|
√ |
|
|
5. guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
Kegiatan Inti |
|
|
|
|
|
6. guru menyampaikan
materi inti pelajaran |
|
|
√ |
|
|
7. kembali pada pertanyaan sebelumnya, guru memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Misalnya, “Shalat
yang boleh dijamak adalah shalat dhuhur dengan ashar, shalat maghrib dengan
shalat isya’” |
|
|
√ |
|
|
|
8. Guru mengeluarkan media
pembelajaran yang telah disiapkan, “flash
card shalat jamak” |
|
|
√ |
|
9. Guru meminta siswa
untuk menyebutkan shalat yang boleh dijamak sesuai gambar
flash card yang di
pegang guru |
|
|
√ |
|
|
10. Guru menunjuk siswa yang terlihat diam dan memberikan rangsangan untuk mengemukakan pendapat |
|
|
√ |
|
|
11. Guru mengadakan kuis
dengan membagi siswa secara berkelompok (misal: kel. A adalah seluruh
anggota dalam satu baris ke belakang) |
|
|
√ |
|
|
Kegiatan Penutup |
|
|
|
|
|
12. guru memberikan penghargaan atau reward kepada
kelompok yang paling banyak jumlah skor kuisnya |
|
|
√ |
|
|
13. guru menuntun siswa untuk menarik simpulan terhadap
materi yang sudah dipelajari |
|
|
√ |
|
|
III |
Pengelolaan Waktu |
|
|
|
|
Ketepatan
waktu dalam belajar |
|
|
√ |
|
|
Ketepatan
memulai pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Ketepatan
menutup pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Kesesuaian
dengan RPP |
|
|
|
√ |
|
IV |
Suasana Kelas |
|
|
|
|
Kelas Kondusif |
|
|
√ |
|
|
Kelas Hidup |
|
|
√ |
|
|
Skor Perolehan |
|
|
60 |
12 |
|
Jumlah Skor
Perolehan |
72 |
Keterangan :
1 = Sangat tidak baik (tidak
dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak
efektif, tidak tepat
waktu
2 = Tidak baik ( dilakukan, tidak sesuai aspek,
tidak efektif, tidak tepat waktu)
3 =
Baik ( dilakukan, sesuai aspek, efektif, tidak tepat
waktu)
4 = Sangat baik ( dilakukan, sesuai aspek,
efektif, tepat waktu)
Skor Akhir
Aktivitas Guru =
=
= 82 (Baik)
Kriteria Skor Akhir :
Skor 91-100 : Sangat
Baik
Skor 81-90 : Baik
Skor 71-80 : Rendah
Skor 61-70 : Sangat
Rendah
Tabel 4.3
Perolehan Aktivitas Siswa Siklus I
No. |
Aspek yang Diamati |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
I |
Persiapan |
|
|
|
|
Persiapan
fisik siswa dalam
mengikuti pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
alat perlengkapan belajar |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
performance siswa |
|
|
√ |
|
|
II |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
Kegiatan Awal |
|
|
|
|
|
1.
siswa menjawab salam dari guru
dan membaca do’a bersama-sama |
|
|
|
√ |
|
2.
siswa menjawab pertanyaan guru |
|
|
√ |
|
|
3.
siswa menerima reward dari guru
dan lebih termotivasi untuk lebih aktif |
|
|
√ |
|
|
4.
siswa memperhatikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru |
|
|
√ |
|
|
Kegiatan Inti |
|
|
|
|
|
5.
siswa memperhatikan dengan sangat antusias dan keingintahuan yang
tinggi |
|
√ |
|
|
|
6.
siswa menjawab pertanyaan guru |
|
√ |
|
|
|
7.
siswa aktif
di
dalam
proses pembelajaran dengan jalan
mengemukakan pendapat |
|
√ |
|
|
|
Kegiatan Penutup |
|
|
|
|
|
8.
siswa menerima penghargaan yang diberikan oleh guru |
|
|
√ |
|
|
9.
bersama-sama guru
menarik simpulan materi yang telah
dipelajari |
|
|
√ |
|
|
Skor Perolehan |
|
6 |
24 |
4 |
|
Jumlah Skor
Perolehan |
34 |
Skor Akhir Aktivitas Siswa
=
=
= 71 [Rendah]
Pada tabel di atas perolehan
nilai total pengamatan aktivitas siswa yaitu
34 dari 32 siswa. Dalam pengamatan
secara keseluruhan, siswa belum
beraktifitas secara maksimal dalam pembelajaran. Hal ini bisa dilihat
dari hasil observasi
terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran secara keseluruhan skor akhir
aktivitas siswa mencapai angka 71 (Rendah). Hasil ini adalah karena
siswa terlihat tidak fokus dalam pembelajaran dan kurang antusias
2)
Hasil Instrumen Angket Siswa Siklus I
Tabel 4.4
Perolehan Hasil Angket
Minat Siswa Siklus I
No. |
Nama Siswa |
Skor Motivasi Belajar |
Keterangan |
1. |
Adinda Rahma |
74 |
MR |
2. |
Lita’usil |
77 |
MT |
3. |
Haritsah |
73 |
MR |
4. |
Akbar Ramadhan |
85 |
MT |
5. |
Dali |
82 |
MT |
6. |
Sudy |
81 |
MT |
7. |
Airlangga |
85 |
MT |
8. |
Farid Amirudin |
74 |
MR |
9. |
Fatih Muflih |
82 |
MT |
10. |
Lutfi Nur Fatoni |
80 |
MT |
11. |
Intan |
84 |
MT |
12. |
Shelva |
86 |
MT |
13. |
Robi’ah |
85 |
MT |
14. |
Melinda |
76 |
MT |
15. |
Agung |
66 |
MR |
16. |
Zahrotud
Diniyah |
72 |
MR |
17. |
Antika |
78 |
MT |
18. |
M. Iqbal |
69 |
MR |
19. |
Sabiq |
73 |
MR |
20. |
Ragil |
62 |
MSR |
21. |
Diah Nur Rahma |
66 |
MR |
22. |
Rizky Ari |
76 |
MT |
23. |
Nicko |
68 |
MR |
24. |
Ricko |
63 |
MSR |
25. |
Teguh |
69 |
MR |
26. |
Diana |
85 |
MT |
27. |
riyan |
69 |
MR |
28. |
Lana |
74 |
MR |
29. |
Siti Nur Wahyuni |
87 |
MST |
30. |
Haidar |
85 |
MT |
31. |
Maulidya |
78 |
MT |
32. |
Hegar |
87 |
MST |
Total |
2452 |
||
Rata - Rata |
76.62 |
||
Prosentase Minat Tinggi / Sangat Tinggi |
|
Keterangan:
MST : Minat Sangat Tinggi
(Skor 86-100)
MT : Minat Tinggi
(Skor 76-85)
MR : Minat Rendah (Skor
66-75)
MSR : Minat Sangat Rendah
(Skor 50-65)
Dari
tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap minat
belajar siswa pada materi Shalat Jamak dan Qasar pada siklus I, nilai rata-rata
minat belajar siswa adalah 76,62 (Motivasi Tinggi). Tingkat prosentasi siswa yang memiliki minat belajar
tinggi atau sangat tinggi sebesar 56,25%
dengan jumlah siswa yang memiliki minat belajar PAI tinggi atau sangat tinggi adalah 18
siswa dari 32 siswa. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning yang bertujuan untuk memunculkan minat belajar
pada siswa masih belum tercapai. Hal ini terlihat dari hasil prosentase kriteria motivasi minat belajar tinggi atau sangat
tinggi sebesar 56,25%.
d.
Refleksi
Secara klasikal,
tingkat keberhasilan minat belajar siswa belum mencapai
kriteria yang diharapkan. Namun jika dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya sudah mengalami peningkatan yakni dari nilai rata-rata angket minat belajar pra siklus sebesar 64,5 (Sangat Rendah) menjadi 76,62 (Tinggi) pada siklus I.
Pada siklus I ini, peran
siswa sangat kurang karena pada pembelajaran
guru yang lebih banyak memberikan informasi sehingga tingkat keaktifan siswa pada proses pembelajaran kurang
terlihat. Akan tetapi aspek minat dan
perhatian siswa sudah lebih baik. Hal ini terlihat ketika pemakaian media pembelajaran yang berupa flash card
bangun ruang digunakan pada proses
pembelajaran. Untuk mendapatkan kriteria keberhasilan penerapan model, maka yang akan dilakukan
selanjutnya adalah mengadakan variasi pada
saat proses berlangsungnya pembelajaran terutama pada saat kegiatan inti.
D. Penelitian
Data Siklus II
Pada penelitian tindakan
kelas ini, siklus II dilaksanakan dalam 1 kali
pertemuan dengan waktu 2 x 30 menit atau 2 jam pelajaran. Tahapan pada siklus kedua ini sama dengan siklus
sebelumnya yaitu terdiri dari empat tahap yakni
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Rencana Tindakan
1)
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran matematika
2)
Membuat angket motivasi belajar
siswa
3)
Membuat lembar observasi
kegiatan siswa dan guru
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan
pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2021. Pembelajaran Problem
Based Learning pada siklus kedua ini berusaha
memanfaatkan potensi yang ada pada siswa yakni keaktifan dan keberanian (Rasa
percaya diri) dengan menggunakan variasi
dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut:
1)
Pendahuluan
a) guru membuka pertemuan
dengan salam dan membaca do’a
b) guru memeriksa kehadiran siswa
c) guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya,
“sebutkan sholat fardhu yang boleh di jamak!”
d)
guru memberikan reward atas jawaban
siswa dan memberikan motivasi untuk lebih aktif
e) guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan
pembelajaran
2)
Inti
a) guru menyampaikan materi
inti pelajaran
b)
kembali pada pertanyaan sebelumnya,
guru memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Misalnya, “Sholat fardhu yang
boleh di jamak adalah shalat Dhuhur, shalat Asyar, shalat maghrib dan shalat
Isya’.”
c) Guru menanyangkan vodeo
d)
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil dengan nama shalat (misal: kel.1
dengan nama shalat dhuhur)
e)
Setiap kelompok mendapat
flash card nama shalat sesuai dengan nama kelompoknya dan mempelajarinya (waktu
yang diberikan untuk mempelajari hanya 5 menit)
f)
Setiap anggota kelompok
berpencar sehingga dalam setiap kelompok terdiri dari berbagai anggota kelompok
dengan flash card yang berbeda
g)
Masing-masing siswa dalam
setiap kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan materi sesuai dengan flash
card yang dipegangnya (waktu presentasi hanya 10 menit).
h)
Setelah semua siswa selesai
presentasi dalam kelompok barunya, guru meminta siswa untuk kembali pada
kelompok semula
i)
Guru mengadakan kuis dengan tema sesuai materi
yang dipelajari
3)
Penutup
a)
guru memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok
yang paling banyak jumlah skor kuisnya
b)
guru menuntun siswa untuk menarik
simpulan terhadap materi yang sudah dipelajari
c. Observasi
1)
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam PBM selama
siklus II
Tabel 4.5
Perolehan Aktivitas Guru Siklus II
No. |
Aspek yang Diamati |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
I |
Persiapan |
|
|
|
|
Persiapan
fisik guru dalam
mengajar |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
perangkat pembelajaran yaitu
RPP |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
media pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
II |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
Kegiatan Awal |
|
|
|
|
|
1. guru
membuka pertemuan dengan salam dan membaca do’a |
|
|
√ |
|
|
2. guru memeriksa kehadiran siswa |
|
|
√ |
|
|
3. guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
bertanya, “sebutkan contoh yang ada dilingkungan sekitar
benda-benda yang memiliki bentuk seperti balok atau
kubus!” |
|
|
|
√ |
|
4. guru memberikan reward atas jawaban siswa dan memberikan
motivasi untuk lebih
aktif |
|
|
√ |
|
|
5. guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan Inti |
|
|
|
|
|
|
6. guru menyampaikan materi inti pelajaran |
|
|
|
√ |
7. kembali pada pertanyaan sebelumnya, guru memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Misalnya, “Shalat
yang boleh dijamak adalah shalat dhuhur dengan ashar, shalat maghrib dengan
shalat isya’” |
|
|
|
√ |
|
8. Guru membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil dengan
nama shalat jamak (misal: kel.1 dengan nama jamak takdim) |
|
|
√ |
|
|
9. Setiap kelompok mendapat flash card sesuai dengan nama kelompoknya dan mempelajarinya (waktu yang diberikan untuk mempelajari hanya 5 menit) |
|
|
√ |
|
|
10. Setiap anggota kelompok berpencar sehingga dalam
setiap kelompok terdiri dari berbagai anggota kelompok
dengan flash card
yang berbeda |
|
|
|
√ |
|
11. Masing-masing siswa dalam
setiap kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan materi
sesuai dengan flash
card yang dipegangnya (waktu presentasi hanya
10 menit) |
|
|
|
√ |
|
12. Setelah semua siswa selesai presentasi dalam
kelompok barunya, guru meminta siswa untuk kembali pada kelompok semula |
|
|
|
√ |
|
13. Guru mengadakan kuis |
|
|
√ |
|
|
Kegiatan Penutup |
|
|
|
|
|
14. guru memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok
yang paling banyak jumlah skor kuisnya |
|
|
√ |
|
|
15. guru menuntun siswa untuk menarik simpulan terhadap
materi yang sudah dipelajari |
|
|
√ |
|
|
III |
Pengelolaan Waktu |
|
|
|
|
Ketepatan
waktu dalam belajar |
|
|
|
√ |
|
Ketepatan
memulai pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Ketepatan
menutup pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Kesesuaian
dengan RPP |
|
|
|
√ |
|
IV |
Suasana Kelas |
|
|
|
|
Kelas Kondusif |
|
|
√ |
|
|
Kelas Hidup |
|
|
√ |
|
|
Skor Perolehan |
|
|
39 |
44 |
|
Jumlah Skor
Perolehan |
83 |
Keterangan :
1 = Sangat tidak baik (tidak
dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak
tepat waktu
2 = Tidak
baik ( dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu)
3 = Baik ( dilakukan, sesuai
aspek, efektif, tidak tepat waktu)
4 = Sangat baik ( dilakukan,
sesuai aspek, efektif, tepat waktu)
Skor Akhir Aktivitas Siswa
=
=
=
86, 45 [Baik]
Tabel 4.6
Perolehan Aktivitas Siswa Siklus II
No. |
Aspek yang Diamati |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
I |
Persiapan |
|
|
|
|
Persiapan
fisik siswa dalam
mengikuti pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
alat perlengkapan belajar |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
performance siswa |
|
|
√ |
|
|
II |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
Kegiatan Awal |
|
|
|
|
|
1. siswa menjawab salam
dari guru dan membaca do’a bersama-sama |
|
|
|
√ |
|
2. siswa menjawab pertanyaan guru |
|
|
√ |
|
|
3. siswa menerima reward
dari guru dan lebih termotivasi untuk lebih aktif |
|
|
|
√ |
|
4. siswa memperhatikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan Inti |
|
|
|
|
|
5. siswa memperhatikan dengan
sangat antusias dan keingintahuan yang tinggi |
|
|
√ |
|
|
6. siswa berkelompok sesuai
dengan kelompok yang ditentukan |
|
|
√ |
|
|
|
7. siswa mempelajari dan
memahami materi yang diberikan
pada flash card |
|
|
|
√ |
8. siswa melakukan presentasi dalam kelompok barunya |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan Penutup |
|
|
|
|
|
9. siswa menerima penghargaan yang diberikan oleh guru |
|
|
√ |
|
|
10. bersama-sama guru
menarik simpulan materi yang telah dipelajari |
|
|
√ |
|
|
Skor Perolehan |
|
|
24 |
20 |
|
Jumlah Skor
Perolehan |
44 |
Skor Akhir Aktivitas Siswa
=
=
=
84, 61 [Baik]
Pada tabel di atas
perolehan skor total aktivitas siswa yaitu 39
dengan skor akhir aktivitas siswa sebesar 84,61 (Baik). Secara
keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran di siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Hal ini bisa dilihat dari data hasil observasi
terhadap aktivitas siswa meningkat dari skor akhir aktivitas
siswa sebesar 71 (Rendah) pada siklus I menjadi 84,61 (Baik) pada siklus II. Peningkatan ini adalah
karena minat atau perhatian siswa terfokus
pada pembelajaran sehingga mempengaruhi rasa percaya diri siswa dan
keberanian untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.
2)
Hasil Instrumen Angket Motivasi
Belajar Siswa Siklus II
Perolehan Hasil Angket
Minat Belajar Siswa Siklus II
No. |
Nama Siswa |
Skor Motivasi Belajar |
Keterangan |
1. |
Adinda Rahma |
85 |
MT |
2. |
Lita’usil |
91 |
MST |
3. |
Haritsah |
84 |
MT |
4. |
Akbar Ramadhan |
88 |
MST |
5. |
Dali |
85 |
MT |
6. |
Sudy |
86 |
MST |
7. |
Airlangga |
89 |
MST |
8. |
Farid Amirudin |
84 |
MT |
9. |
Fatih Muflih |
85 |
MT |
10. |
Lutfi Nur Fatoni |
91 |
MST |
11. |
Intan |
93 |
MST |
12. |
Shelva |
92 |
MST |
13. |
Robi’ah |
89 |
MST |
14. |
Melinda |
85 |
MT |
15. |
Agung |
70 |
MR |
16. |
Zahrotud
Diniyah |
77 |
MT |
17. |
Antika |
80 |
MT |
18. |
M. Iqbal |
79 |
MT |
19. |
Sabiq |
76 |
MT |
20. |
Ragil |
78 |
MT |
21. |
Diah Nur Rahma |
74 |
MR |
22. |
Rizky Ari |
78 |
MT |
23. |
Nicko |
78 |
MT |
24. |
Ricko |
75 |
MR |
25. |
Teguh |
77 |
MT |
26. |
Diana |
92 |
MST |
27. |
Riyan |
75 |
MR |
28. |
Lana |
78 |
MT |
29. |
Siti Nur Wahyuni |
87 |
MST |
30. |
Haidar |
97 |
MST |
31. |
Maulidya |
93 |
MST |
32. |
Hegar |
94 |
MST |
Total |
2685 |
||
Rata – Rata |
83,9 |
||
Prosentase Minat Tinggi / Sangat Tinggi |
|
Keterangan:
MSR : Minat Sangat Rendah (Skor 50-65)
MR : Minat Rendah (Skor
66-75)
MT : Minat Tinggi (Skor 76-85)
MST : Minat Sangat Tinggi (Skor 86-100)
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata instrumen
angket motivasi belajar
siswa meningkat dari 76,62 (Tinggi)
pada siklus I menjadi 83,9 (Tinggi) pada siklus II. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan perbaikan langkah-
langkah pembelajaran telah
turut meningkatkan motivasi
belajar siswa pada pelajaran PAI. Hal ini terlihat dari
prosentase siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi atau sangat tinggi
adalah 87,5%
Pada siklus II ini secara klasikal
skor motivasi belajar
atau prosentase keberhasilan
pembelajaran sudah tercapai. Hal ini terbukti dari tabel hasil instrumen
angket minat belajar
pada siklus kedua yakni siswa yang mendapatkan kategori minat belajar tinggi atau sangat tinggi sebanyak
28 siswa dari 32 siswa.
d.
Refleksi
Adapun hasil yang diperoleh dari siklus II adalah sebagai
berikut:
1)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari nilai akhir
71 pada siklus I menjadi 84,61 pada siklus
II.
2)
Minat belajar siswa pada mata pelajaran
PAI mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 76,62
(Tinggi) menjadi rata-rata 83,9 (Tinggi).
3)
Prosentase keberhasilan pembelajaran pada siswa yang memenuhi
kriteria motivasi belajar
tinggi atau sangat tinggi juga mengalami peningkatan yakni dari 56,25% pada siklus
I menjadi 87,5% pada siklus II.
E. Penelitian
Data Siklus III
Pada penelitian tindakan
kelas ini, siklus III dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan
dengan waktu 2 x 30 menit atau 2 jam pelajaran. Tahapan pada siklus kedua ini sama dengan siklus
sebelumnya yaitu terdiri dari empat tahap yakni
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Rencana Tindakan
1)
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran matematika
2)
Membuat angket motivasi belajar
siswa
3)
Membuat lembar observasi
kegiatan siswa dan guru
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan
pada siklus III ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2021. Pembelajaran Problem
Based Learning pada siklus ketiga ini berusaha
memanfaatkan potensi yang ada pada siswa yakni keaktifan dan keberanian (Rasa
percaya diri) dengan menggunakan variasi
dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut:
1)
Pendahuluan
a) guru membuka pertemuan
dengan salam dan membaca do’a
b) guru memeriksa kehadiran siswa
c) guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya,
“sebutkan sholat fardhu yang boleh di jamak!”
d)
guru memberikan reward atas jawaban
siswa dan memberikan motivasi untuk lebih aktif
e) guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan
pembelajaran
2)
Inti
a) guru menyampaikan materi
inti pelajaran
b)
kembali pada pertanyaan sebelumnya,
guru memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Misalnya, “Sholat fardhu yang
boleh di jamak adalah shalat Dhuhur, shalat Asyar, shalat maghrib dan shalat
Isya’.”
c) Guru menanyangkan vodeo
d)
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil dengan nama shalat (misal: kel.1
dengan nama shalat dhuhur)
e)
Setiap kelompok mendapat
flash card nama shalat sesuai dengan nama kelompoknya dan mempelajarinya (waktu
yang diberikan untuk mempelajari hanya 5 menit)
f)
Setiap anggota kelompok
berpencar sehingga dalam setiap kelompok terdiri dari berbagai anggota kelompok
dengan flash card yang berbeda
g)
Masing-masing siswa dalam
setiap kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan materi sesuai dengan flash
card yang dipegangnya (waktu presentasi hanya 10 menit).
h)
Setelah semua siswa selesai
presentasi dalam kelompok barunya, guru meminta siswa untuk kembali pada
kelompok semula
i)
Guru mengadakan kuis dengan tema sesuai materi
yang dipelajari
3)
Penutup
a)
guru memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok
yang paling banyak jumlah skor kuisnya
b)
guru menuntun siswa untuk menarik
simpulan terhadap materi yang sudah dipelajari
c. Observasi
1)
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam PBM selama
siklus III
Tabel 4.5
Perolehan Aktivitas Guru Siklus III
No. |
Aspek yang Diamati |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
I |
Persiapan |
|
|
|
|
Persiapan
fisik guru dalam
mengajar |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
perangkat pembelajaran yaitu
RPP |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
media pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
II |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
Kegiatan Awal |
|
|
|
|
|
1. guru
membuka pertemuan dengan salam dan membaca do’a |
|
|
|
√ |
|
2. guru memeriksa kehadiran siswa |
|
|
|
√ |
|
3. guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
bertanya, “sebutkan contoh yang ada dilingkungan sekitar
benda-benda yang memiliki bentuk seperti balok atau
kubus!” |
|
|
|
√ |
|
4. guru memberikan reward atas jawaban siswa dan memberikan
motivasi untuk lebih
aktif |
|
|
|
√ |
|
5. guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan Inti |
|
|
|
|
|
|
6. guru menyampaikan materi inti pelajaran |
|
|
|
√ |
7. kembali pada pertanyaan sebelumnya, guru memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Misalnya, “Shalat
yang boleh dijamak adalah shalat dhuhur dengan ashar, shalat maghrib dengan
shalat isya’” |
|
|
|
√ |
|
8. Guru membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil dengan
nama shalat jamak (misal: kel.1 dengan nama jamak takdim) |
|
|
√ |
|
|
9. Setiap kelompok mendapat flash card sesuai dengan nama kelompoknya dan mempelajarinya (waktu yang diberikan untuk mempelajari hanya 5 menit) |
|
|
√ |
|
|
10. Setiap anggota kelompok berpencar sehingga dalam
setiap kelompok terdiri dari berbagai anggota kelompok
dengan flash card
yang berbeda |
|
|
|
√ |
|
11. Masing-masing siswa dalam
setiap kelompok berkesempatan untuk mempresentasikan materi
sesuai dengan flash
card yang dipegangnya (waktu presentasi hanya
10 menit) |
|
|
|
√ |
|
12. Setelah semua siswa selesai presentasi dalam
kelompok barunya, guru meminta siswa untuk kembali pada kelompok semula |
|
|
|
√ |
|
13. Guru mengadakan kuis |
|
|
√ |
|
|
Kegiatan Penutup |
|
|
|
|
|
14. guru memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok
yang paling banyak jumlah skor kuisnya |
|
|
√ |
|
|
15. guru menuntun siswa untuk menarik simpulan terhadap
materi yang sudah dipelajari |
|
|
√ |
|
|
III |
Pengelolaan Waktu |
|
|
|
|
Ketepatan
waktu dalam belajar |
|
|
|
√ |
|
Ketepatan
memulai pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Ketepatan
menutup pembelajaran |
|
|
|
√ |
|
Kesesuaian
dengan RPP |
|
|
|
√ |
|
IV |
Suasana Kelas |
|
|
|
|
Kelas Kondusif |
|
|
√ |
|
|
Kelas Hidup |
|
|
√ |
|
|
Skor Perolehan |
|
|
30 |
56 |
|
Jumlah Skor
Perolehan |
86 |
Keterangan :
1 = Sangat tidak baik (tidak
dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak
tepat waktu
2 = Tidak
baik ( dilakukan, tidak sesuai aspek, tidak efektif, tidak tepat waktu)
3 = Baik ( dilakukan, sesuai
aspek, efektif, tidak tepat waktu)
4 = Sangat baik ( dilakukan,
sesuai aspek, efektif, tepat waktu)
Skor Akhir Aktivitas Siswa
=
=
=
89, 58 [Baik]
Tabel 4.6
Perolehan Aktivitas Siswa Siklus III
No. |
Aspek yang Diamati |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
I |
Persiapan |
|
|
|
|
Persiapan
fisik siswa dalam
mengikuti pembelajaran |
|
|
√ |
|
|
Persiapan
alat perlengkapan belajar |
|
|
|
√ |
|
Persiapan
performance siswa |
|
|
|
√ |
|
II |
Pelaksanaan |
|
|
|
|
Kegiatan Awal |
|
|
|
|
|
1. siswa menjawab salam
dari guru dan membaca do’a bersama-sama |
|
|
|
√ |
|
2. siswa menjawab pertanyaan guru |
|
|
√ |
|
|
3. siswa menerima reward
dari guru dan lebih termotivasi untuk lebih aktif |
|
|
|
√ |
|
4. siswa memperhatikan SK, KD, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan Inti |
|
|
|
|
|
5. siswa memperhatikan dengan
sangat antusias dan keingintahuan yang tinggi |
|
|
√ |
|
|
6. siswa berkelompok sesuai
dengan kelompok yang ditentukan |
|
|
|
√ |
|
|
7. siswa mempelajari dan
memahami materi yang diberikan
pada flash card |
|
|
|
√ |
8. siswa melakukan presentasi dalam kelompok barunya |
|
|
|
√ |
|
Kegiatan Penutup |
|
|
|
|
|
9. siswa menerima penghargaan yang diberikan oleh guru |
|
|
√ |
|
|
10. bersama-sama guru
menarik simpulan materi yang telah dipelajari |
|
|
|
√ |
|
Skor Perolehan |
|
|
12 |
36 |
|
Jumlah Skor
Perolehan |
48 |
Skor Akhir Aktivitas Siswa
=
=
=
92, 30 [Sangat Baik]
Pada tabel di atas
perolehan skor total aktivitas siswa yaitu 48 dengan skor akhir aktivitas
siswa sebesar 92,30 (Baik). Secara
keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran di siklus III ini sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Hal ini bisa
dilihat dari data hasil
observasi terhadap aktivitas
siswa meningkat dari skor akhir aktivitas
siswa sebesar 71 (Rendah) pada siklus I menjadi 84,61 (Baik) pada siklus II menjadi 89, 58 [sangat
baik] pada siklus III. Peningkatan ini adalah karena minat atau perhatian siswa terfokus pada pembelajaran sehingga
mempengaruhi rasa percaya diri siswa
dan keberanian untuk turut
aktif dalam proses pembelajaran.
2)
Hasil Instrumen Angket Minat
Belajar Siswa Siklus III
Perolehan Hasil Angket
Minat Belajar Siswa Siklus III
No. |
Nama Siswa |
Skor Minat Belajar |
Keterangan |
1. |
Adinda Rahma |
85 |
MT |
2. |
Lita’usil |
91 |
MST |
3. |
Haritsah |
84 |
MT |
4. |
Akbar Ramadhan |
88 |
MST |
5. |
Dali |
85 |
MT |
6. |
Sudy |
86 |
MST |
7. |
Airlangga |
89 |
MST |
8. |
Farid Amirudin |
84 |
MT |
9. |
Fatih Muflih |
85 |
MT |
10. |
Lutfi Nur Fatoni |
91 |
MST |
11. |
Intan |
93 |
MST |
12. |
Shelva |
92 |
MST |
13. |
Robi’ah |
89 |
MST |
14. |
Melinda |
85 |
MT |
15. |
Agung |
74 |
MR |
16. |
Zahrotud
Diniyah |
77 |
MT |
17. |
Antika |
80 |
MT |
18. |
M. Iqbal |
79 |
MT |
19. |
Sabiq |
76 |
MT |
20. |
Ragil |
78 |
MT |
21. |
Diah Nur Rahma |
78 |
MT |
22. |
Rizky Ari |
78 |
MT |
23. |
Nicko |
78 |
MT |
24. |
Ricko |
78 |
MT |
25. |
Teguh |
77 |
MT |
26. |
Diana |
92 |
MST |
27. |
Riyan |
75 |
MR |
28. |
Lana |
78 |
MT |
29. |
Siti Nur Wahyuni |
87 |
MST |
30. |
Haidar |
97 |
MST |
31. |
Maulidya |
93 |
MST |
32. |
Hegar |
94 |
MST |
Total |
2696 |
||
Rata – Rata |
84,2 |
||
Prosentase MinatTinggi / Sangat Tinggi |
|
Keterangan:
MSR : Minat Sangat Rendah (Skor 50-65)
MR : Minat Rendah (Skor
66-75)
MT : Minat Tinggi (Skor 76-85)
MST : Minat Sangat Tinggi (Skor 86-100)
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata instrumen
angket minat belajar siswa meningkat dari 76,62 (Tinggi)
pada siklus I menjadi 83,9 (Tinggi) pada siklus II menjadi 92.30 [Sangat Tinggi]. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan perbaikan langkah-
langkah pembelajaran telah
turut meningkatkan minat belajar siswa pada
pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi shalat jamak dan qasar. Hal ini terlihat dari
prosentase siswa yang memiliki minat belajar tinggi
atau sangat tinggi
adalah 93,7%
Pada siklus III ini secara klasikal
skor motivasi belajar
atau prosentase keberhasilan
pembelajaran sudah tercapai. Hal ini terbukti dari tabel hasil instrumen
angket motivasi belajar
pada siklus kedua yakni siswa yang mendapatkan kategori motivasi belajar
tinggi atau sangat tinggi sebanyak 28 siswa dari 32 siswa.
d.
Refleksi
Adapun hasil yang diperoleh dari siklus III adalah sebagai
berikut:
1)
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari nilai akhir
71 pada siklus I menjadi 84,61 pada siklus
II menjadi 89,58 pada siklus III.
2)
Minat belajar siswa pada mata pelajaran
PAI mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 76,62 (Tinggi) menjadi rata-rata
83,9 (Tinggi) menjadi rata-rata 92.30
(Sangat Tinggi) .
3)
Prosentase
keberhasilan pembelajaran pada siswa yang memenuhi kriteria
minat belajar tinggi atau sangat tinggi juga mengalami peningkatan yakni dari 56,25% pada siklus
I menjadi 87,5% pada siklus II
menjadi 93,7 % pada siklus III.
F.
Pembahasan
Dari hasil kegiatan pembelajaran PAI melalui model
pembelajaran Problem Based Learning diperoleh beberapa
temuan hasil tindakan sebagai berikut:
1.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berjalan dengan baik melalui
berbagai perbaikan dari tiap refleksi pada tiap siklus. Pada siklus pertama, siswa
diberikan motivasi melalui pemberian reward
yang berupa bintang pada siswa
yang turut aktif dalam pembelajaran. Selain itu penggunaan media pembelajaran berupa flash card pembagian jamak juga membantu untuk
memunculkan minat dan perhatian siswa. Pada siklus kedua,
melalui perbaikan indaka-langkah pembelajaran, siswa
indaka terpacu atau termotivasi
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari kegiatan berkelompok yang dilaksanakan pada siklus kedua tersebut, secara tidak langsung
siswa terdorong untuk tetap menjaga minat dan perhatian dalam pembelajaran.
Selain itu, rasa percaya
diri siswa juga mulai terbentuk karena setiap siswa dituntut untuk aktif
dalam kelompoknya.
2.
Data yang didapatkan tidak hanya terbatas
pada dilaksanakannya siklus,
namun juga didapatkan dari luar siklus yakni penyebaran kuesioner atau angket
minat belajar siswa sebelum
dan sesudah indakan.
Berikut akan disajikan tabel
rekapitulasi hasil angket siswa pada saat sebelum diadakannya siklus hingga selesai dilaksanakannya
siklus III.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Angket
Minat Belajar Siswa
|
Pra Siklus |
Siklus I |
Tingkat Kenaikan |
Siklus I |
Siklus II |
Tingkat Kenaikan |
Siklus II |
Siklus III |
Tingkat Kenaikan |
Rata–Rata Perolehan Skor Minat Belajar |
64,5 |
76,62 |
12,12 |
76,62 |
83,9 |
7,28 |
83,9 |
92, 3 |
8,4 |
Prosentase
Minat Belajar
Tinggi/ Sangat Tinggi |
0 % |
56,25% |
56,25% |
56,25% |
87,5% |
31,25% |
87,5% |
93,7 %
|
6,2 % |
3.
Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi minat belajar
siswa dalam pembelajaran PAI yang dapat dilihat
dari peningkatan hasil nilai rata-rata
angket minat belajar
siswa. Hasil nilai rata-rata angket minat belajar awal siklus I adalah 76,62 (Tinggi), siklus II meningkat menjadi
83,9 (Tinggi), siklus III
meningkat menjadi 92,3 (Sangat
Tinggi) pada angket minat belajar
akhir setelah dilakukan
tindakan. Selain itu juga didapatkan data bahwa prosentase kenaikan motivasi belajar dengan
kategori tinggi atau sangat tinggi dari pra siklus
dan setelah dilaksanakannya siklus I adalah sebesar 56,25%. Kemudian hasil itu mengalami
peningkatan setelah dilaksanakannya siklus II yakni sebesar 87,5%. Dilanjutkan lagi pada siklus III
hasilnya lebih baik yaitu 93, 7 %.
Dengan demikian, pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Laerning dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan
yang telahdikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a.
Pelaksanaan
penggunaan pendekatan Problem
Basid Learning pada materi shalat jamak dan qasar pada Siswa kelas VII di SMPIT Mambaul Ulum Mojokerto sudah berjalan lancar. Hal ini ditandai dengan peningkatan keaktifan
siswa yang sebelumnya cenderung pasif setelah menggunakan pendekatan Problem
Basid Learning ini mulai mengalami peningkatan dalam keaktifannya di dalam
kelas saat pembelajaran sedang berlangsung.
b.
Penerapan
penggunaan pendekatan Problem
Basid Learning pada materi materi shalat jamak dan qasa
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari minat belajar siswa yang
mengalami peningkatan setelah diadakan tindakan siklus I, II dan siklus III.
Sebelum diadakan penelitian nilai rata-rata siswa sangat rendah yaitu sebanyak 14 siswa belum tuntas,
sedangkan 18
siswa tuntas belajar. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami banyak
peningkatan, yaitu nilai aktifitas siswa 84,61 dan hasil minat belajar siswa 87,5%
dan yang belum tuntas 4, kemudian dilanjutkan ke siklus III dan mengalami
peningkatan yang lebih baik lagi, yaitu dengan nilai aktifitas siswa 92,30 dan hasil
minat belajar siswa 93,7% dengan kriteria tuntas belajar sebanyak 2 siswa
B. Saran
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian yang merupakan saran penulis kepada para pembaca umumnya, guru, serta
pihak- pihak yang berkepentingan, yaitu :
1.
Kepala
Sekolah, selaku penanggung jawab di sekolah hendaknya lebih memberi dukungan
dan perhatian terhadap peserta didik dan guru, berupa komunikasi yang lebih
aktif baik dengan guru dan peserta didik.
2.
Kepada Guru
Pendidikan Agama Islam, hendaknya lebih sering menggunakan berbagai macam
metode agar supaya peserta didik lebih tertarik dan berminat sehingga dapat
membantu meningkatkan hasil belajar serta dapat mengaplikasihkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3.
Kepada
Peserta didik, khususnya peserta didik kelas VII untuk lebih memperhatikan guru
pada saat mengajar serta lebih komunikatif lagi dengan guru agar supaya tidak
ada lagi rasa malu untuk mengutarakan pendapat.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner. (2008). Perencanaan
Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Dahar. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Diane
ronis, Pengajaran IPA Sesuai Cara Kerja Otak, (Jakarta : Indeks, 2009),
hal. 140
Djamarah. (2008). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Fitri Yuliawati, Penelitian Tindakan
Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional, (Yogyakarta: PT Pustaka
Insan Mandiri, tt), 40
Iskandar Harun. (2010). Tumbuhkan Minat kembangkan Bakat.
Jakarta : Rineka Cipta
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Teknik dan
Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas, 40.
Kawareh.(1995). Pengembangan
Minat Belajar. Jakarta : Bina keluaga.
Kunandar,
Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 354
Kemendikbud.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. (Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016) hal.139
M.
Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) hal. 85
Mohammad
Nur, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, (Surabaya : Pusat Sains dan
IPA Sekolah Unesa, 2011), hal. 15
Muhibbin Syah. (2005). Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. (2005). Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Raya Grafindo Perkasa.
Siadari. (2001). Model
pembelajaran Penemuan Konsep. Bandung : Remaja Karya
Slameto. (1995). Belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta PT. Rineka Cipta
Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Trianto,
Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Prestasi
Pustaka, 2007), hal. 67
Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana,2011) hlm 216
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Rencana pelaksanaan pembelajaran [RPP]
2.
Instrumen lembar observasi aktifitas Guru
3.
Instrumen lembar observasi aktifitas siswa
4.
Angket Minat belajar siswa
5.
Instrumen interview / wawancara
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama
Mahasiswa : Ahmad Muhammad, S.Pd.I
No.
Peserta/NIM : -
Sekolah : SMPIT Mamba’ul Ulum Mojosari
Mata
Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Materi
Pokok : Islam Memberikan Kemudahan melalui Shalat
Jamak dan Qasar
Kelas /
Semester : VII / Genap
Alokasi
Waktu : 1 Pertemuan ( 3 x 40 Menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan a(faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
NO |
Kompetensi
Dasar (KD) |
Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) |
1. |
1.10
Menunaikan
salat jamak qasar ketika bepergian
jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah. |
1.10.1 Membiasakan salat
jama' qasar sebagai betuk implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah.
(A5) |
2. |
2.10
Menghayati
perilaku disiplin sebagai implementasi dari pelaksanaan salat jamak qasar. |
2.10.1 Menerangkan
syarat-syarat salat jama' qasar sebagai implementasi dari pelaksanaan salat
jamak qasar. (A3) |
3. |
3.10
Memahami
ketentuan salat jamak qasar. |
3.10.1 Menjelaskan macam-macam salat yang bisa dijamak dan atau
di qasar. (C3) |
4. |
4.10
Mempraktikkan
salat jamak dan qasar |
4.10.1 Menunjukkan tata
cara salat jama' qasar. (P3) 4.10.2 Mengembangkan salat jamak qasar sebagai
implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah (P4) 4.10.3 Menunjukkan contoh tata cara salat jama' dan
qasar. (P3) 4.10.4 Menunjukan salat jamak dan qasar. (P3) |
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah
menyimak PPT, Video dan berdiskusi, peserta didik mampu Membiasakan salat jama' qasar sebagai betuk implementasi
dari pemahaman ketaatan beribadah.
2.
Setelah menyimak PPT, Video dan berdiskusi,
peserta didik mampu Menerangkan syarat-syarat salat jama' qasar sebagai
implementasi dari pelaksanaan salat jamak qasar.
3.
Setelah menyimak PPT, Video dan berdiskusi,
peserta didik mampu Memperjelas macam-macam salat yang bisa dijamak dan atau
di qasar.
4.
Setelah menyimak PPT, Video dan berdiskusi,
peserta didik mampu Menunjukkan tata cara salat jama' qasar.
5.
Setelah menyimak PPT, Video dan berdiskusi,
peserta didik mampu Mengembangkan salat jamak qasar sebagai
implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah.
6.
Setelah menyimak PPT, Video dan berdiskusi,
peserta didik mampu Menunjukkan contoh tata cara salat jama' dan qasar.
7.
Setelah menyimak PPT, Video dan berdiskusi,
peserta didik mampu Menunjukan salat jamak dan qasar
D. Materi Pembelajaran
1.
Materi Pembelajaran Reguler
1.
Fakta
à Pengamatan melalui PPT, gambar dan video mengenai shalat
jamak qasar
2.
Konsep
à Penjelasan mengenai pengertian dan tata cara pelaksanaan shalat jamak
qasar
3.
Prinsip
à Memberikan
kemudahan menjalankan shalat bagi musafir.
4.
Prosedur
à Cara
melaksanakan shalat jamak qasar
E.
Model,
Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Dengan fase sebagai
berikut :
·
Mengorientasi peserta didik
pada masalah
·
Mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran
·
Membimbing penyelidikan mandiri
·
Mengembangkan dan menyajikan
karya
·
Analisis dan Evaluasi
3.
Metode : Diskusi, Example non example dan Testimoni
F.
Media/Alat/Bahan Pembelajaran
Media (Software) : Audio visual
Video dan Power Point
Alat (Hardware) : Laptop, LCD
Proyektor, Speaker Aktif, Papan Tulis, Spidol
G.
Sumber Belajar :
https://drive.google.com/file/d/1bDvHJbkwX7Cdjsdz1eeTaQqXSIw1XSQ5/view?usp=sharing
2.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam & budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://drive.google.com/file/d/1qcfBhE4Wc0eDmXZVGeXre0Ukhmarm0BI/view?usp=sharing
3.
Video
Pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=rDC7vkudw2I
4.
Power
Point Materi tentang Shalat Jamak dan qasar
H.
Langkah-langkah pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 3 x 40 menit ) |
Waktu |
|||||||||||||
Kegiatan Pendahuluan Guru : Orientasi
Apersepsi
Motivasi
Pemberian Acuan
|
10 menit |
|||||||||||||
Kegiatan Inti
|
95 menit |
|||||||||||||
Catatan : Selama pembelajaran
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi
sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan) |
|
|||||||||||||
Kegiatan Penutup
Ø Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran. (Communication/keterampilan
abad 21) Ø Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Ø Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Ø Guru menginformasikan soal evaluasi melalui google form dengan link https://forms.gle/woHvnYCcRDK4phKe7 . (Mandiri dan integritas/PPK). Ø Peserta didik bersama guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan
salam penutup. Religius
|
15 menit |
I.
Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
a.
Sikap : Observasi dan Jadwal
b.
Pengetahuan : Tes Tulis
c.
Keterampilan
: Unjuk Kerja
2. Bentuk Penilaian
a.
Sikap : Observasi sikap dispilin dan
Kerjasama [ lampiran 1 ]
b.
Pengetahuan : Soal Pilihan Ganda dan Essay [ lampiran 2
]
c.
Keterampilan : Rubrik Presentasi [ lampiran 3 ]
3. Remedial
a.
Pembelajaran
remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD-nya belum tuntas
b.
Tahapan
pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial klasikal, atau tutor
sebaya, atau tugas dengan diakhiri dengan tes
4. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
Siswa
yang mencapai nilai KKM ≤ x ≤ Nilai Maksimum diberikan materi masih dalam
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b.
Siswa
yang mencapai nilai x > Nilai maksimum diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
Mengetahui, Kepala SMPIT Mambaul Ulum
AHMAD MUHAMMAD, S.Pd.I |
Guru Mata Pelajaran
AHMAD MUHAMMAD, S.Pd.I |
Lampiran 2
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Mata Pelajaran :
......................................
Siklus ke :
.....................................
Nama Guru :
.....................................
Hari, tanggal :
.....................................
Petunjuk:
Berikan penilaian dengan menggunakan tanda chek (V) pada
kolom yang tersedia
No |
Kegiatan |
Skor |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
||
1 |
Guru memulai
dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa
untuk berdo’a serta
menanyakan kabar |
|
|
|
|
2 |
Guru memberi apersepsi/motivasi |
|
|
|
|
3 |
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran |
|
|
|
|
4 |
Guru menuliskan topik
di papan tulis |
|
|
|
|
5 |
Guru melakukan tanya jawab tentang topik yang
sudah diketahui siswa |
|
|
|
|
6 |
Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran menggunakan
pendekatan Discovelery Learning |
|
|
|
|
7 |
Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan 3 materi yang
sudah dipilih sebelumnya |
|
|
|
|
8 |
Saat penyampaian matari pertama, kelompok A bertugas
sebagai tim penanya dan kelompok B dan C sebagai tim penjawab pertanyaan.
Jika tim B tidak bisa menjawab pertanyaan maka pertanyaan akan di lempar
kepada tim C, begitupula seterusnya |
|
|
|
|
9 |
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
diketahui dengan jelas |
|
|
|
|
10 |
Guru menyusuh siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini |
|
|
|
|
11 |
Guru menutup pembelajaran dengan berdo’a dan mengingatkan siswa- siswi
untuk belajar |
|
|
|
|
12 |
Guru mengakhiri dengan salam |
|
|
|
|
Predikat :
SKOR |
NILAI |
PREDIKAT |
4 |
86 – 100 |
Sangat Baik [ A ] |
3 |
71 – 85 |
Baik [ B ] |
2 |
60 – 70 |
Cukup Baik [ C ] |
1 |
< 60 |
Kurang [ K ] |
Mengetahui, Mojokerto,
.................... 2022
Kepala
SMPIT Mambaul Ulum Guru
penilai,
Ahmad
Muhammad, S.Pd.I ...............................................
Lampiran
3
Lembar Observasi Aktifitas Siswa
Mata Pelajaran :
......................................
Siklus ke :
.....................................
Nama Siswa :
.....................................
Hari, tanggal :
.....................................
Petunjuk:
Berikan penilaian dengan menggunakan tanda
chek (V) pada kolom yang tersedia
No |
Kegiatan |
Skor |
|||
4 |
3 |
2 |
1 |
||
1 |
Siswa menjawab salam dari guru dan berdo’a bersama serta merespon guru |
|
|
|
|
2 |
Siswa merespon apersepsi/motivasi yang diberikan oleh guru |
|
|
|
|
3 |
Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran disampaikan |
|
|
|
|
4 |
Siswa memperhatikan saat guru menulis di papan tulis |
|
|
|
|
5 |
Siswa memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru |
|
|
|
|
6 |
Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru |
|
|
|
|
7 |
Siswa mengikuti instruksi guru tentang langkah-langkah dalam pembelajaran ini |
|
|
|
|
8 |
Siswa tertib saat aktivitas pembelajaran |
|
|
|
|
9 |
Siswa merespon refleksi guru |
|
|
|
|
10 |
Siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran |
|
|
|
|
11 |
Siswa berdo’a
bersama |
|
|
|
|
12 |
Siswa menjawab salam dari guru |
|
|
|
|
Predikat :
SKOR |
NILAI |
PREDIKAT |
4 |
86 – 100 |
Sangat Baik [ A ] |
3 |
71 – 85 |
Baik [ B ] |
2 |
60 – 70 |
Cukup Baik [ C ] |
1 |
< 60 |
Kurang [ K ] |
Mengetahui, Mojokerto,
.................. 2022
Kepala
SMPIT Mambaul Ulum Guru
penilai,
Ahmad
Muhammad, S.Pd.I ...............................................
Lampiran 4
Angket Minat Belajar
Mata Pelajaran : .....................................
Nama Siswa :
.....................................
Kelas : .....................................
Hari, tanggal : .....................................
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Bacalah dengan teliti dan seksama!
2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen
kalian pada lembar jawab!
3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang
telah disediakan dengan memberikan tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian!
4. Jangan memberikan coretan pada soal!
5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah
empat alternatif di bawah ini dengan menggunakan tanda ceklist (√).
a. Selalu (SL)
b. Sering (SR)
c. Kadang-Kadang (KD)
d. Tidak Pernah (TP)
6.
Untuk
menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini dengan
menggunakan tanda ceklist (√).
No |
Kegiatan |
Skor |
|||
SL |
SR |
KD |
TP |
||
1 |
Saya
mengikuti pembelajaran materi Shalat jamak dan qasar
dengan perasaan senang |
|
|
|
|
2 |
Saya
bersemangat
belajar materi Shalat jamak
dan qasar
karena guru mengajar dengan menyenangkan |
|
|
|
|
3 |
Saya
memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi |
|
|
|
|
4 |
Saya bersemangat
belajar materi Shalat jamak
dan qasar
karena guru mengajar mudah untuk dipahami |
|
|
|
|
5 |
Saya sangat menarik terhadap metode
yang dipakai oleh guru dalam menjelaskan materi shalat jamak dan qasar |
|
|
|
|
6 |
Saya
tidak ramai sendiri ketika guru menyampaikan materi shalat jamak dan qasar |
|
|
|
|
7 |
Apakah kamu senang Ketika guru
aktif hadir dalam mengajar |
|
|
|
|
8 |
Apakah kamu aktif Ketika guru
menyampaikan materi shalat jamak dan qasar |
|
|
|
|
9 |
Saya memperhatikan guru saat
sedang menjelaskan materi. |
|
|
|
|
10 |
Saya tidak merasa jenuh Ketika
guru menjelaskan materi shalat jamak dan qasar |
|
|
|
|
Predikat :
SKOR |
NILAI |
PREDIKAT |
4 |
86 – 100 |
Sangat Baik [ A ] |
3 |
71 – 85 |
Baik [ B ] |
2 |
60 – 70 |
Cukup Baik [ C ] |
1 |
< 60 |
Kurang [ K ] |
Guru penilai, Mojokerto,
......................... 2022
Kepala SMPIT Mambaul Ulum Siswa,
.............................................. ...............................................
Lampiran 5
Instrumen Interview /
Wawancara
Mata Pelajaran : ......................................
Nama Siswa :
.....................................
Hari, tanggal : .....................................
1)
Apa kesulitan
yang dialami guru ketika mengajar
materi shalat jamak dan qasar ?
2)
Bagaimana
minat belajar terhadap materi shalat jamak dan qasar ?
3)
Materi apa
yang paling tidak di minati oleh siswa ?
4)
Metode apa
yang sering guru gunakan ketika mengajar materi shalat jamak dan qasar ?
5)
Apa yang
menyebabkan rendahnya minat belajar materi shalat jamak dan qasar ?
6)
Bagaimana
hasil belajar materi shalat jamak dan qasar selama
ini?
7)
Bagaimana
pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar siswa?
8)
Bagaimana
solusi yang biasanya digunakan
guru untuk mengatasi masalah
tersebut?
Seminar Penelitihan Ilmiah [PTK] kiri Bu Umrul Siti Mukarromah S.Pd.I
[Ketua Panitia], kanan Bapak Ahmad Muhammad, S.Pd.I [Penulis]
Peserta Hikmat memperhatikan Menjelaskan penulis.
[1] Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. (Jakarta PT. Rineka Cipta.1995). hal.57
[2] Djamarah. Strategi Belajar Mengajar.
(Jakarta : Rineka Cipta : 2008) hal.166
[3] Kawareh. Pengembangan Minat Belajar.
(Jakarta : Bina keluaga.1995). hal.153
[4] Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan.
(Jakarta : Raya Grafindo Perkasa.2005). hal.151
[5] Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. (Jakarta PT. Rineka Cipta.2003). hal.58
[6] Djamarah. Strategi Belajar Mengajar.
(Jakarta : Rineka Cipta. 2008). hal.167
[7]
Kemendikbud. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. (Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016) hal.139
[8] M.
Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009) hal. 85
[9]
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 354
[10] Rusman,
Model-model Pembelajaran…,hal. 229
[11]
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2007), hal. 67.
[12]
Kunandar, Guru Profesional,…hal. 355
[13] Amir,
Inovasi Pendidikan,… hal.22
[14] Mohammad Nur, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah,
(Surabaya : Pusat Sains dan IPA Sekolah Unesa, 2011), hal. 15
[15]
Kunandar, Guru Profesional,…hal. 356
[16]
Trianto, Model Pembelajaran…,hal. 68
[17] Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana,2011) hlm 216
[18] Rusman,
Model-model Pembelajaran…, hal. 237
[19] Diane
ronis, Pengajaran IPA Sesuai Cara Kerja Otak, (Jakarta : Indeks, 2009), hal.
140
[20]
Kunandar, Guru Profesional,…hal. 358
[21] Amir,
Inovasi Pendidikan,… hal. 32-33
[22] Wina
sanjaya, Strategi Pembelajaran …,hlm. 45
[23]
Ibid.,hlm. 46
